Tes terbaik adalah apakah tim Anda percaya bahwa mereka mendapatkan dukungan yang cukup untuk mengambil kendali penuh atas kinerja dan pengembangan mereka.
Menurut survei Gallup, banyak manajer kurang memiliki engagement dibandingkan anggota tim mereka. Survei Gallup baru-baru ini juga menemukan bahwa para manajer merasa lebih lelah (burnout) di tempat kerja daripada anggota tim yang mereka pimpin.
Dengan demikian, jangankan mengangkat semangat anggota tim, tetapi manajer tersebut malah menjadi ganjalan dalam tim bagi para anggota untuk berkinerja lebih baik.Â
Bahkan, anggota tim menemukan cara untuk berhasil meskipun bekerja untuk manajer yang tidak kompeten tersebut, dan mereka malah berjuang untuk menyeimbangkan tanggung jawab mereka sendiri.
Dunia kerja tidak akan semakin mudah bagi para manajer pada tahun baru 2023. Menjadi manajer di era new normal pasca pandemi dan volatilitas yang semakin tinggi saat ini, membuat manajer semakin diperumit oleh peralihan tenaga kerja yang belum pernah terjadi sebelumnya.Â
Pekerjaan jarak jauh (work from home) dan hybrid akan menjadi pilihan utama, meskipun pandemi Covid-19 berlalu. Banyak manajer belajar cara memimpin tim kerja jarak jauh dan hybrid untuk pertama kalinya.Â
Hanya sedikit manajer yang menerima pelatihan yang mereka butuhkan. Oleh karena itu, para manajer juga membutuhkan lebih banyak dukungan daripada sebelumnya untuk maju.
Pada saat inilah kepemimpinan eksekutif perlu turun tangan. Jika manajer Anda melakukan quite quitting dengan melepaskan diri dari peran mereka, maka efeknya menyebar ke tim mereka dan seluruh organisasi.Â
Ketika manajer Anda tidak membantu kemajuan insan perusahaan dalam pekerjaan mereka, artinya manajer tersebut justru ikut mempersilakan para talent perusahaan untuk keluar dari organisasi dan mencari tempat baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H