Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

PK Ojong dan Jakob Oetama, Duo Legenda Rendah Hati Pendiri Kompas Gramedia

20 November 2022   16:45 Diperbarui: 20 November 2022   16:54 1372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: PK Ojong dan Jakob Oetama, Duo Legenda Rendah Hati Pendiri Kompas Gramedia (diolah oleh Merza Gamal)

Jakob Oetama adalah sosok yang senantiasa berpegang teguh pada nilai humanisme transendental yang ditanamkannya sebagai fondasi kokohnya keberadaan Kompas Gramedia di tengah kompetisi industri. Idealisme dan falsafah hidup Jakob Oetama diterapkan dalam setiap sayap bisnis Kompas Gramedia yang mengarah pada satu tujuan utama, yaitu mencerdaskan kehidupan Bangsa Indonesia.

Bertepatan dengan perayaan ulang tahun ke-9 Kompas TV, Jakob Oetama meninggal dunia pada tanggal 9 September 2020 di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta.  Sebagai pemegang Bintang Mahaputera Utama yang disematkan Pemerintah RI pada tahun 1973, jenazah Jakob Oetama dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata. Semasa hidupnya Jakob Oetama sempat menjadi anggota DPR RI masa jabatan 1971-1977.

Saat ini, tampuk kepemimpinan Kompas Gramedia Group dipegang oleh Lilik Oetama, putra sulung dari dua putra Jakob Oetama. Pada saat pemakaman Jakob Oetama, putranya yang diwakili oleh Irwan Oetama menyampaikan harapan, bahwa warisan kebaikan Jakob Oetama akan menjadi spirit bagi keluarga besarnya dan Kompas Gramedia.

Beliau menyampaikan, "Sekali lagi kami ucapkan selamat jalan Bapak. Biarlah semua ucapan, tulisan, nasehat-nasehat Bapak yang selama ini Bapak berikan kepada kami sebagai anak-anaknya, sebagai cucunya dan sebagai kolega dan teman-temannya menjadi warisan, menjadi spirit, roh buat kami selanjutnya."

Dari kisah kedua pendiri Kompas Gramedia Group tersebut, dapat kita petik hikmah dan pelajaran, betapa rendah hatinya dan tingginya semangat juang mereka berdua sebagai legenda jurnalis Indonesia untuk ikut mencerdaskan bangsa Indonesia. Namun sepeninggal beliau tidak semua insan Kompas Gramedia bersikap rendah hati dan mau memahami orang lain. Seorang COO suatu unit kecil dari Kompas Gramedia mampu menyombongkan diri menyamakan dirinya dengan Mark Zuckerberg, Founder dan CEO Facebook, yang merasa terlalu receh untuk menanggapi keluhan orang lain terhadap kebijakan yang dia tetapkan.

Andaikan PK Ojong dan Jakob Oetama mendengar atau membaca WA seorang COO muda yang sombong dan kurang humanis tersebut, tentu saja keduanya akan sedih.

Semoga itu, hanya terjadi pada satu orang itu saja, sementara yang lain pasti mewarisi spirit yang dibangun dengan susah payah dan menghadapi berbagai gelombang oleh PK Ojong dan Jakob Oetama untuk mendirikan Kompas Gramedia Group yang mempunyai kontribusi besar dalam pembangunan Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun