David C. Korten (1999), sebagai penasehat manajemen pembangunan bagi USAID (United State Agency for International Development) membagikan pengalamannya selama 15 tahun tinggal di Asia yang ternyata terasa menyedihkan. Korten mengamati bahwa setiap tahun, jutaan orang digusur dari rumah tempat tinggal mereka dan dari tempat mereka mencari kehidupan demi proyek-proyek pembangunan yang mendapat "bantuan" luar negeri.
Proyek-proyek pembangunan tersebut telah merampas tanah, air, dan tempat perikanan mereka, yang kemudian digunakan sebagai bendungan, perkebunan, kawasan pabrik, tempat pemeliharaan udang, jalan tol, lapangan golf, kawasan wisata, dan instalasi militer. Akhirnya, Â mereka yang tergusur, dalam banyak kasus, telah didorong dari miskin menjadi total miskin. Sementara itu, orang yang lebih kaya meraup keuntungan dari penggusuran tersebut.
Kepemilikan orang-orang miskin tersebut yang diambil tersebut, penggunaannya beralih dari yang berkelanjutan menjadi tidak berkelanjutan. Hal yang semula bertujuan untuk mengejar pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto), ternyata, tidak dinikmati oleh orang-orang miskin yang terus bertambah.
 Pembangunan tersebut akhirnya hanya dinikmati oleh orang-orang yang telah memiliki lebih dari apa yang mereka perlukan sebelumnya, serta menyisakan permasalahan utang negara-negara Asia yang semakin menumpuk dari hari ke hari.
Apakah setelah krisis moneter 1998 yang membawa dampak sangat panjang, telah berakhir? Dan, praktek pinjaman internasional yang didapat negara sedang berkembang saat ini terbebas dari praktek yang terjadi pada era 1970-1990? Lalu, jika negara gagal bayar tidak akan mengalami nasib seperti yang terjadi pada resesi ekonomi dunia 1998?
Mungkin Kompasianer dan para pakar yang banyak di sini bisa menjawabnya.
MERZA GAMALÂ
- Pengkaji Sosial Ekonomi Islami
- Author of Change Management & Cultural Transformation
- Former AVP Corporate Culture at Biggest Bank Syariah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H