Namun, persepsi yang berbeda dari CHRO dan karyawan tentang hasil LST dapat menunjukkan bahwa inisiatif LST kurang efektif daripada yang seharusnya dan greenwashing lebih mungkin terjadi daripada yang seharusnya.Â
Wawasan dari garis depan mungkin penting bagi keberhasilan strategi LST. Perubahan dalam pengalaman karyawan dapat memotivasi lebih banyak perilaku yang mencapai aspirasi kebijakan LST, jika para pemimpin mengomunikasikannya dengan baik.
Pada akhirnya, LST turun ke kepemimpinan. Para pemimpin mengatur nada untuk semua hal, termasuk inisiatif LST. Pemimpin yang mendorong perubahan mendapatkannya.Â
Oleh karena itu, strategi utama CHRO untuk meningkatkan kemampuan SDM memenuhi tanggung jawab LST adalah menciptakan akuntabilitas bersama dengan para pemimpin. LST bukan tanggung jawab satu departemen, tetapi tanggung jawab bersama semua unit kerja.
Saat ini mulai banyak CHRO bekerja untuk melibatkan manajemen tingkat menengah dengan menyediakan pelatihan inklusif sehingga para manajer tersebut dapat mengambil tanggung jawab yang lebih besar untuk LST. CHRO juga bekerja keras untuk menyelaraskan kembali penghargaan dan pengakuan bagi para pemimpin untuk "membantu perilaku yang didorong oleh tujuan" yang ingin mereka dorong.
Meskipun demikian, CHRO mungkin akan terus memfasilitasi prakarsa-prakarsa LST. Faktor-faktor LST seringkali dinamis dan saling terkait dengan kinerja aset manusia dan masalah kepatuhan (compliance). Selain itu, mitra bisnis SDM sering kali menjadi saluran bagi inisiatif LST dan pengamat langsung dari hasil LST. Dan seringkali tim CHRO yang menjaga perusahaan di sisi yang benar dari regulasi.
Hal ini bukan pekerjaan mudah, dan fluktuasi harga energi, rekor suhu tinggi, "Perombakan Besar" dan polarisasi politik membuat pekerjaan menjadi lebih berat. Akan tetapi, pekerjaan itu, bagaimanapun, merupakan bagian integral dari $50 triliun nilai pemegang saham. Untuk itu, fungsi CHRO harus memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk memenuhi tanggung jawab LST organisasi mereka, dan fungsi tersebut memiliki keahlian yang diperlukan dan kemampuan untuk menjalankannya.
Pemimpin (eksekutif perusahaan) yang mendorong perubahan akan mendapatkannya. Mendorong sumber daya, keahlian, dan kemampuan dapat meningkatkan hasil LST. Dan, itulah yang diinginkan regulator dan investor, serta juga yang diinginkan oleh CHRO.
MERZA GAMALÂ
- Pengkaji Sosial Ekonomi Islami
- Author of Change Management & Cultural Transformation
- Former AVP Corporate Culture at Biggest Bank Syariah
Uang yang mengalir ke dalam strategi LST, tumbuh 42% dari 2018 hingga 2020, dan akan mencapai $50 triliun pada tahun 2025.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H