Ilmu yang bermanfaat akan selalu menjadi cermin yang baik, dan menjadikan pemiliknya selalu berhati-hati dalam bertindak. Namun demikian, tak semua orang dianegurahi kelebihan dalam ilmu. Maka yang terjadi, tidak semua orang bisa menilai dirinya sendiri dengan baik dan tepat.
Oleh karena itu, mengapa ketika kita melihat aib (perbuatan tercela) orang lain, maka bersegeralah kita bercermin diri untuk introspeksi dan menisbatkannya dengan perbuatan diri sehingga kita tidak melakukan keburukan serupa.
Namun, perlu diingat bahwa cermin itu memiliki tipuan yang sangat halus, yaitu merubah semua sisi yang kanan menjadi sisi kiri dan sebaliknya. Sebaik apapun bayangan yang ditampilkan, tetap saja sisi yang kanan telah berubah menjadi sisi kiri. Jika kita menyadari hal ini, tidak akan menjadi masalah.
Begitupun dalam menilai diri sendiri, kita harus sadar bahwa kita bisa saja tertipu dengan penilaian yang kita berikan. Bisa jadi efek selalu merasa benar, menjadikan penilaian yang kita berikan selalu subjektif.Â
Akhirnya yang tidak baik dianggap baik, seperti cermin yang merubah sisi kiri menjadi sisi kanan.Tindakan untuk selalu mengoreksi diri, adalah perbuatan yang akan selalu menuntun kita, agar tak terjerumus ke dalam perbuatan yang merugikan.
Wallahua'alam bishowab
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H