Menurut pengamatan Jessica Mathews dalam Fortune Term Sheet, 1 September 2022, Â mundurnya kejayaan lembaga fintech dalam bisnis paylater karena terjadinya sentimen serupa dalam hal ekspektasi investor tahun lalu.
Pada awal 2021, pasar saham belum peduli dengan profitabilitas. Para investor masih terpesona dengan perencanakan para Lembaga fintech tersebut dalam rencana menjalankan bisnis dan gambaran profitabilitas yang akan diperoleh oleh para investor.
Saat ini, para investor mulai menuntut "profitabilitas", sementara perusahaan fintech yang mejalankan bisnis paylater menemukan diri mereka dalam kesulitan, karena mereka masih mencari jalan keluar dari garis bawah yang positif.Â
Misalnya, Klarna baru-baru ini melaporkan kerugian hampir $578 juta untuk enam bulan pertama tahun ini atau mendekati $659 juta yang hilang di sepanjang tahun kalender 2021. Sementara itu, Affirm melaporkan kerugian bersih sebesar $707,4 juta untuk tahun yang berakhir pada Juni 2022, naik dari $441 juta tahun -selama tahun.Â
Namun, kedua perusahaan masih melaporkan kenaikan angka pendapatan dan metrik pertumbuhan yang kemungkinan akan memuaskan investor setahun yang lalu, bahkan jika tekanan seperti kenaikan suku bunga dan inflasi menambah risiko baru.
Saham Affirm saat ini diperdagangkan pada hampir 80% di bawah harga saham IPO-nya. Memang masih banyak analis mengatakan bahwa Affirm masih dalam posisi yang baik, namun beberapa analis mengindikasikan kekhawatiran atas tekanan ekonomi makro baru, termasuk kemampuan konsumen untuk membayar kembali pinjaman karena ekonomi meleset.
Program paylater merupakan pinjaman jangka pendek ini populer di kalangan konsumen yang tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan kartu kredit atau pembiayaan lainnya tetapi masih ingin menikmati keuntungan dari pembayaran yang bisa dilakukan nanti.
Menurut survei Credit Karma/Qualtrics, lebih dari 40 persen pembeli Amerika telah menggunakan paket paylater, dengan penggunaan tertinggi di antara Gen Z dan milenium yang lebih muda.Â
Dari mereka yang berpartisipasi dalam program paylater tahun lalu, 27 persen berusia 19 hingga 25 tahun, sementara 48 persen berusia 26 hingga 34 tahun.