Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pulih Bersama

Memahami Butir-butir Sila Persatuan Indonesia dalam Memaknai Hari Kemerdekaan

17 Agustus 2022   09:38 Diperbarui: 17 Agustus 2022   10:41 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Memaknai butir-butir Sila Persatuan Indonesia (by Merza Gamal)

Tujuh puluh tujuh tahun Negara Kesatuan Republik Indonesia telah merdeka. Cucuran tetesan darah para pejuang dan pahlawan bangsa terasa belum kering ditelan bumi, namun rasa persatuan dan kesatuan bangsa seakan berkurang dari hari ke hari.

Banyak orang yang lantang meneriakkan "Saya Indonesia, Saya Pancasila", tetapi hari-harinya penuh dengan caci maki dan saling hujat dengan saudara sebangsa dan setanah airnya, Indonesia.

Banyak dari saudara kita yang tidak lagi hapal dengan sila-sila Pancasila, apalagi mengetahui dan memahami serta menghayati butir-butir Pancasila tersebut. Pendidikan Moral Pancasila di sekolah dan Penataran P4 (Pedoman Pengamalan dan Penghayatan Pancasila) rasanya sudah menjadi masa lalu.

Untuk itu, dalam suasana Perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang 77 dengan moto "Pulih Lebih Cepat Bangkit Lebih Kuat", Kakek Merza ingin mengajak para pembaca dan Kompasianers untuk kembali memahami kelima Sila Pancasila beserta mmengamalkan butir-butir di setiap silanya.

Pada kesempatan ini, kita coba memahami kembali Sila Ketiga, yakni Persatuan Indonesia agar kita sadar bahwa tanpa persatuan dan kesatuan yang kuat akan mudah bagi pihak lain untuk menghancurkan bangsa dan tanah air tercinta ini.

Makna "persatuan Indonesia" dibentuk dalam proses sejarah panjang. Persatuan tidak terbentuk secara instan, melainkan melalui proses panjang.  Negara Indonesia sangat besar dan luas sehingga sangat sulit untuk mengaturnya apabila tidak ada persatuan. Maka dari itu, sebuah persatuan sangat penting di dalam negara agar terwujud kesatuan dan persamaan.

Sebagai warga kesatuan Republik Indonesia sudah seharusnya mengetahui, mempelajari, mengembangkan, persatuan bangsa dan bernegara sesuai dengan cita-cita pendiri bangsa Indonesia. Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama menjaga persatuan dan kesatuan NKRI, agar negara kita menjadi negara yang sejahtera dan damai.

Sila Ketiga Pancasila, yaitu: Persatuan Indonesia memiliki 7 (tujuh) butir pengamalan dan penghayatan yang diuraikan berikut di bawah ini.

Butir (1): Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.

  • Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita rasakan saat ini bukanlah sesuatu yang mudah didapatkan. Para penjajah tahu bahwa Indonesia adalah bangsa yang sangat kaya, sehingga mereka ingin menguasai bangsa kita selamanya. Namun, berkat perjuangan para pahlawan yang tidak pernah lelah memperjuangkan kemerdekaan, akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1945 proklamasi dibacakan oleh Ir. Soekarno didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta. Oleh karena itu, mementingkan kepentingan pribadi menjadikan diri kita orang yang egois.
  • Untuk itu, kita harus mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. Beberapa contoh yang dapat kita lakukan dalam mengutamakan kepentingan negara adalah: Menumbuhkan sikap tenggang rasa dan toleransi; Menjunjung tinggi kepentingan bangsa diatas kepentingan individu; Mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari -- hari dengan penuh sikap totalitas dan tanggung jawab; Menjadi pribadi yang tidak suka melupakan sejarah -- sejarah bangsa; Menumbuhkan sikap nasionalisme dan patriotism; Bangga terhadap bangsanya sendiri; Tidak mengkhianati NKRI dengan cara apapun, misalnya dengan ikut menjual aset negara; dan Mencintai produk asli buatan Indonesia.

Butir (2): Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.

  • Latar belakang perbedaan suku, budaya, ras, dan agama, bukanlah alasan untuk terpecah belah, justru menjadi penyemangat kita untuk bersatu dalam meraih cita-cita negara. Dengan bersatu kita bisa memenuhi salah satu tujuan Indonesia untuk melindungi seluruh masyarakatnya dari peperangan dan perpecahan.
  • Untuk menjaga persatuan dan kesatuan, kita harus memiliki sikap rela berkorban dalam kehidupan sehari-hari dengan mendahulukan kepentingan pihak lain daripada kepentingan diri kita sendiri. Lebih jauh untuk kepentingan bangsa, kita harus mengutamakan kepentingan bangsa daripada kepentingan diri kita sendiri.

Butir (3): Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.

  • Cinta tanah air dan bangsa merupakan kebanggaan kita menjadi salah satu bagian masyarakat Indonesia yang berujung kepada keinginan membuat sesuatu yang mengharumkan tanah air dan bangsa.  Cinta tanah air dapat diartikan juga cara berpikir,  bersikap,  dan  berbuat  yang menunjukkan  kesetiaan,  kepedulian,  dan  penghargaan  yang  tinggi  terhadap  bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
  • Semangat cinta tanah air dapat disebut juga sebagai patriotisme, sedangkan rasa cinta terhadap bangsa dapat disebut juga sebagai nasionalisme. Akhir-akhir ini sering dirasakan mulai lunturnya rasa cinta kepada tanah air dan bangsa dengan berbagai kasus yang tidak mencerminkan jati diri bangsa. Era  globalisasi  seperti sekarang  ini, dimana arus  informasi  dari  luar  dapat  menimbulkan dampak  negative yang membuat rasa  cinta  kepada  tanah  air  dan  bangsa  semakin  berkurang. Oleh karena itu, dengan  semakin  majunya  teknologi  seharusnya  kita pandai  menyaring  budaya  yang  tidak sesuai dengan jati diri bangsa. 

Butir (4): Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.

  • Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengembangkan rasa cinta kepada bangsa dan tanah air. Untuk itu, hal pertama yang harus dimiliki adalah bangga berbangsa dan bernegara Indonesia. Rasa bangga terhadap Indonesia dapat ditunjukkan melalui penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
  • Rasa syukur dan bangga sebagai bangsa Indonesia tercermin dari perilaku membela tanah airnya, menjaga dan melindungi tanah airnya, rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negaranya, mencintai adat atau budaya yang ada di negaranya dengan melestarikannya dan melestarikan alam dan lingkungannya.

Butir (5): Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

  • Ketertiban dan keamanan merupakan tanggung jawab bagi kita bersama sebagai masyarakat atau warga negara. Oleh karena itu kita harus ikut meningkatkan kesadaran akan keamanan dan ketertiban lingkungan jangan sampai goyah atau pecah. Jangan pula kita ikut-ikutan saling saling menghina dan memaki orang-orang yang tidak sepemahan dan sekeyaninan dengan kita. Kita harus senantiasa sadar bahwa ada pihak-pihak yang suka dan bersorak gembira apabila bangsa ini terpecah belah dan berserakan, sehingga dengan mudah negara ini bisa mereka "jajah" dan kuasai kembali.

Butir (6): Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.

  • Bhineka Tunggal Ika bukanlah merupakan perbedaan yang bertentangan, tetapi justru dengan keanekaragaman itu bersatu dalam satu sintesa yang pada gilirannya justru memperkaya sifat dan makna persatuan bangsa dan negara Indonesia.
  • Seandainya rasa cinta tersebut diungkapkan secara benar maka tidak akan terjadi kerusuhan-kerusuhan yang justru membuat keresahan pada masyarakat. Rasa nasionalisme, cinta pada tanah air juga harus diungkapkan secara benar, sesuai dengan kaidah-kaidah atau norma yang berlaku sesuai dengan Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara serta ideologi negara.

Butir (7): Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

  • Untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, maka dibutuhkan terbentuknya pergaulan yang sehat dan bersih. Pergaulan yang sehat dan bersih bisa membuat maju Bangsa dengan cara menunjukkan prestasinya. Pergaulan akan menentukan masa depan pribadi dan bangsa kita.

Dengan memahami butir-butir Sila Ketiga Pancasia (Persatuan Indonesia), maka kita sebagai bangsa Indonesia harus merasa memiliki persamaan nasib, satu kesatuan kebudayaan, kesatuan wilayah serta satu kesatuan asas kerohanian Pancasila yang terwujud dalam persatuan bangsa, wilayah dan susunan negara.

Sebagai generasi penerus bangsa yang menjaga kemerdekaan yang telah direbut dengan tetesan darah oleh para pahlawan bangsa, maka sangat penting bagi kita untuk berkomitmen terhadap semangat persatuan dalam konteks NKRI, yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dan bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Digahayu Negara Kesatuan Republik Indonesia ke 77.

Pulih Lebih Cepat Bangkit Lebih Kuat.

Terus Semangat!!!

Tetap Semangat...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pulih Bersama Selengkapnya
Lihat Pulih Bersama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun