Presidensi G20 selama satu tahun, mulai 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022. Serah terima dari Perdana Menteri Mario Draghi (kepresidenan Italia) kepada Presiden Joko Widodo telah dilaksanakan pada 31 Oktober 2021, pada KTT G20 di Roma, Italia.
Indonesia menjadi pemegangG20 merupakan forum internasional yang didirikan pada tahun 1999 sebagai respon terhadap krisis ekonomi global 1997-1998. G20 berfokus pada koordinasi kebijakan di bidang ekonomi dan pembangunan yang mewakili kekuatan ekonomi dan politik dunia.Â
Kumpulan anggota G20 mewakili 80% dari PDB dunia, 75% dari ekspor global, dan 60% dari populasi global. G20 terdiri dari 19 negara dan 1 wilayah, yaitu: Argentina, Australia, Brasil , Kanada, Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Republik Korea, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Turki, Inggris Raya, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.
Pada awal berdirinya, G20 merupakan pertemuan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral. Seiring berjalannya waktu, G20 berkembang menjadi diskusi berbagai isu pembangunan dan sejak tahun 2008, G20 juga menghadirkan Kepala Negara di KTT.
Dunia saat ini kembali berada dalam krisis multidimensi akibat pandemi COVID-19. Sebagai kelompok ekonomi utama dunia dengan kekuatan politik dan ekonomi, G20 dapat mendorong pemulihan dunia. Untuk itu, Indonesia dalam memimpin G20 dan sekaligus menjadi tuan rumah mengusung tema 'Recover Together Recover Stronger'.Â
Tema tersebut menggambarkan solidaritas dari Indonesia terutama sebagai emerging country agar pemulihan ekonomi dunia akibat dampak dari pandemi selama 2 tahun terakhir dapat berjalan bersama-sama, dan tidak hanya pulih bersama, tetapi juga pulih lebih kuat dengan bahu-membahu, saling mendukung dan berkelanjutan.
Tema 'Recover Together Recover Stronger' tersebut direalisasikan dengan mengedepankan partnership dan inklusivitas serta menyediakan platform terobosan dalam upaya transformasi di berbagai bidang. Dengan mengedepankan pembangunan ekonomi inklusif, maka akan tercipta akses dan kesempatan yang luas bagi seluruh lapisan masyarakat secara berkeadilan, meningkatkan kesejahteraan, serta mengurangi kesenjangan antar kelompok dan wilayah.
Inklusi keuangan menjadi pendorong utama yang sangat penting untuk mencapai pembangunan ekonomi inklusif. Inklusivitas ekonomi akan mewujudkan kesetaraan gender dan kesetaraan keuangan. Oleh karena itu, ketimpangan akses keuangan menjadi salah satu hal terpenting untuk diatasi.
Menurut Global Woman Financial Literacy Index, akses keuangan wanita di Indonesia 4 persen di bawah pria. Namun, sebenarnya perempuan di Indonesia memainkan peran yang sangat penting, bahkan mayoritas dalam usaha kecil menengah, sebab dari statistik, 60 juta usaha kecil menengah di Indonesia, setengahnya dimiliki oleh perempuan di tingkat mikro.Â
Kaum perempuan menguasi 56% kepemilikan pada usaha kecil, sedangkan pada skala usaha menengah hanya 34 persen kepemilikan oleh kaum perempuan. Artinya, semakin kecil ukuran perusahaan atau kegiatan ekonominya, maka akan semakin besar kemungkinan bahwa usaha itu dimiliki atau dijalankan oleh perempuan.