Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Memberdayakan Peran Perempuan dalam Pembangunan Ekonomi Inklusif

19 Juli 2022   09:15 Diperbarui: 19 Juli 2022   09:17 1374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Ketanguuhan dan keperkasaan perempuan Indonesia (Photo by Merza Gamal, Lokasi 50 Kota-Sumatera Barat)

Indonesia menjadi pemegang Presidensi G20 selama satu tahun, mulai 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022. Serah terima dari Perdana Menteri Mario Draghi (kepresidenan Italia) kepada Presiden Joko Widodo telah dilaksanakan pada 31 Oktober 2021, pada KTT G20 di Roma, Italia.

G20 merupakan forum internasional yang didirikan pada tahun 1999 sebagai respon terhadap krisis ekonomi global 1997-1998. G20 berfokus pada koordinasi kebijakan di bidang ekonomi dan pembangunan yang mewakili kekuatan ekonomi dan politik dunia. 

Kumpulan anggota G20 mewakili 80% dari PDB dunia, 75% dari ekspor global, dan 60% dari populasi global. G20 terdiri dari 19 negara dan 1 wilayah, yaitu: Argentina, Australia, Brasil , Kanada, Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Republik Korea, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Turki, Inggris Raya, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.

Pada awal berdirinya, G20 merupakan pertemuan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral. Seiring berjalannya waktu, G20 berkembang menjadi diskusi berbagai isu pembangunan dan sejak tahun 2008, G20 juga menghadirkan Kepala Negara di KTT.

Dunia saat ini kembali berada dalam krisis multidimensi akibat pandemi COVID-19. Sebagai kelompok ekonomi utama dunia dengan kekuatan politik dan ekonomi, G20 dapat mendorong pemulihan dunia. Untuk itu, Indonesia dalam memimpin G20 dan sekaligus menjadi tuan rumah mengusung tema 'Recover Together Recover Stronger'. 

Tema tersebut menggambarkan solidaritas dari Indonesia terutama sebagai emerging country agar pemulihan ekonomi dunia akibat dampak dari pandemi selama 2 tahun terakhir dapat berjalan bersama-sama, dan tidak hanya pulih bersama, tetapi juga pulih lebih kuat dengan bahu-membahu, saling mendukung dan berkelanjutan.

Tema 'Recover Together Recover Stronger' tersebut direalisasikan dengan mengedepankan partnership dan inklusivitas serta menyediakan platform terobosan dalam upaya transformasi di berbagai bidang. Dengan mengedepankan pembangunan ekonomi inklusif, maka akan tercipta akses dan kesempatan yang luas bagi seluruh lapisan masyarakat secara berkeadilan, meningkatkan kesejahteraan, serta mengurangi kesenjangan antar kelompok dan wilayah.

Inklusi keuangan menjadi pendorong utama yang sangat penting untuk mencapai pembangunan ekonomi inklusif. Inklusivitas ekonomi akan mewujudkan kesetaraan gender dan kesetaraan keuangan. Oleh karena itu, ketimpangan akses keuangan menjadi salah satu hal terpenting untuk diatasi.

Menurut Global Woman Financial Literacy Index, akses keuangan wanita di Indonesia 4 persen di bawah pria. Namun, sebenarnya perempuan di Indonesia memainkan peran yang sangat penting, bahkan mayoritas dalam usaha kecil menengah, sebab dari statistik, 60 juta usaha kecil menengah di Indonesia, setengahnya dimiliki oleh perempuan di tingkat mikro. 

Image: Peran perempuan dominan di Usaha Kecil Mikro (Photo by Merza Gamal, lokasi Pasar Lok  Baintan-Martapura, Kalsel)
Image: Peran perempuan dominan di Usaha Kecil Mikro (Photo by Merza Gamal, lokasi Pasar Lok  Baintan-Martapura, Kalsel)

Kaum perempuan menguasi 56% kepemilikan pada usaha kecil, sedangkan pada skala usaha menengah hanya 34 persen kepemilikan oleh kaum perempuan. Artinya, semakin kecil ukuran perusahaan atau kegiatan ekonominya, maka akan semakin besar kemungkinan bahwa usaha itu dimiliki atau dijalankan oleh perempuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun