Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memaknai Wukuf di Arafah Saat Tidak Berhaji

8 Juli 2022   10:45 Diperbarui: 27 Juni 2023   14:05 895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara bahasa, wukuf (waqof) artinya berhenti atau berdiam diri. Wukuf dimaksudkan agar jamaah haji mampu berhenti dari segala aktivitas duniawi yang selama ini menyibukkannya dari mengingat Allah SWT. Wukuf mengajarkan bahwa ia harus mampu merenungi dan menyadari dosa-dosa masa lalunya, kemudian bertobat kepada Allah SWT. Wukuf juga menyuruhnya untuk melihat diri sendiri sebelum melihat orang lain.

Allah ingin mengajarkan kepada kita melalui wukuf yang bermakna berhenti berdiam diri, bahwa setiap orang memerlukan terminal-terminal pemberhentian di tengah-tengah kesibukan duniawiahnya.

Makna wukuf di Arafah juga dapat dipahami orang beriman melalui shalat, sebagai wukuf harian. Pada saat kita sedang sibuk dan larut dalam pekerjaan duniawiah, tiba-tiba Allah memanggilnya untuk menghadap melalui shalat. Shalat lima waktu adalah wukuf-wukuf harian yang telah Allah tentukan agar kita mampu berhenti sejenak dari hiruk pikuk duniawiah untuk mengingat Allah dan memohon petunjuk-Nya.

Sementara itu, shalat Jumat merupakan wukuf mingguan kaum lelaki beriman, sebagaima perintah Al Quran, "Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." (Qs. Al-Jumuah [62]: 10).

Demikian pula dengan ibadah puasa yang merupakan wukuf tahunan untuk jasad orang-orang beriman. Setelah selama 11 bulan Allah membebaskan kita untuk menikmati rezeki-Nya berupa makanan, minuman dan hubungan seksual suami-isteri yang sah sesuka hati kita waktunya, maka pada bulan Ramadhan, Allah perintahkan untuk berhenti (wukuf) dengan tidak makan dan minum serta hubungan seksual mulai terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari. Itulah wukufnya perut, wukufnya jasad!

Walahua'lam bishowab...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun