Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Prospek Pariwisata Halal Dunia Pasca Pandemi Covid-19

21 Juni 2022   16:24 Diperbarui: 21 Juni 2022   16:28 1334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Komponen Pariwisata Halal dan Ramah Muslim (File by Merza Gamal)

Image: Komponen Pariwisata Halal dan Ramah Muslim (File by Merza Gamal)
Image: Komponen Pariwisata Halal dan Ramah Muslim (File by Merza Gamal)

Global Islamic Economy Report 2022 menunjukkan ekonomi Islam sekarang mencapai tiga triliun dolar di seluruh dunia, angka yang signifikan dan membangkitkan minat nyata dalam perspektif ekonomi dan bisnis, dan juga dari perspektif agama.

Pasar perjalanan Muslim akan terus menjadi salah satu segmen dengan pertumbuhan tercepat di industri perjalanan global. Secara khusus, pada tahun 2018 diperkirakan ada 140 juta wisatawan Muslim global, dengan harapan mencapai 230 juta pada tahun 2026 dan dengan total pengeluaran perjalanan meroket menjadi $ 180 miliar per pembelian perjalanan online. Kondisi tersebut, terkait dengan pertumbuhan populasi Muslim, yang diperkirakan akan mewakili satu dari tiga orang pada tahun 2050 (Pew Research Center, 2019).

Dengan cara yang sama, gangguan pasar dan industri halal sebagai vektor ekonomi dan terukur, pada gilirannya menyebabkan munculnya seluruh sistem, yang berfokus pada administrasi dan manajemen, kontrol, pengawasan, dinamisme, dan pemosisiannya secara keseluruhan. panorama ekonomi.

Wisata Halal dan Ramah Muslim bukan hanya menjadi domain negeri-negara mayoritas Muslim, tetapi juga menjadi perhatian banyak negara Non Muslim yang mengembangkan destinasi wisata halal di negaranya. Peringkat 10 Destinasi Teratas Non-OKI (Organisasi Kerjasama Islam) telah diselenggarakan oleh GMTI (Global Muslim Travel Index) sejak tahun 2015.

Singapura merupakan destinasi pariwisata halal non-OKI peringkat teratas sejak GMTI diselenggarakan pada tahun 2015. Inggris, Taiwan, Thailand, Hongkong, Afrika Selatan, dan Jepang selalu masuk dalam 10 besar destinasi. Destinasi-destinasi tersebut terus melakukan beberapa tingkat pemasaran pasif ke pasar Muslim bahkan selama pandemi.

Image: Peringkat 10 Destinasi Pariwisata Halal Teratas negara non Muslim (File by Merza Gamal)
Image: Peringkat 10 Destinasi Pariwisata Halal Teratas negara non Muslim (File by Merza Gamal)

Singapura & Hongkong lebih siap menjadi destinasi untuk memulai kembali perjalanan sesuai dengan Travel Readiness Indicators (TRI), yakni destinasi berdasarkan model Pencegahan, Deteksi & Pengendalian.

Meningkatnya kalangan menengah Muslim di berbagai belahan bumi termasuk di Amerika dan Eropa, menyebabkan pangsa pasar pariwisata ramah Muslim turut meningkat. Hal tersebut ditangkap sebagai peluang bisnis oleh banyak negara tujuan wisata.

Pariwisata halal adalah ekosistem pariwisata ramah muslim (moslem friendly) dengan layanan prima (service of exellence) dan mengusung nilai-nilai etika (ethical values). Sedangkan Pariwisata Ramah Muslim merupakan seperangkat layanan tambahan (extended services) terkait amenitas, daya tarik wisata, dan aksesibilitas yang ditujukan dan diberikan untuk memenuhi pengalaman, kebutuhan dan keinginan Wisatawan Muslim.

Survei yang dilakukan oleh CrescenRating pada September dan Desember 2021 mengungkapkan bahwa faktor esensial bagi Muslim ketika ingin melakukan sebuah perjalanan/berwisata adalah ketersediaannya Layananan Ramah Muslim. Faktor utama yang diperhatikan oleh wisatawan Muslim, terutama Muslim muda, adalah: fasilitas ramah Muslim (seperti masjid/mushalah, makanan halal, lingkungan yang bersih dan ketersediaan air untuk membersihkan diri), harga, akomodasi yang bersih dan disinfeksi, Faktor lain yang menjadi pertimbangan adalah: keamanan, transportasi, fasilitas publik, budaya, dan Bahasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun