Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Rencana Resolusi Halal Dunia di Bangka Belitung

13 Juni 2022   09:15 Diperbarui: 13 Juni 2022   09:35 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah Indonesia telah mencanangkan visi Indonesia menjadi Pusat Industri Produk Halal Dunia pada tahun 2024.

Terkait dengan visi menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia tersebut, akan diselenggarakan Kongres Halal Internasional 2022 di Bangka Belitung pada  tangal 14-18 Juni 2022. Kongres tersebut akan diikuti oleh lebih kurang 30 negara dengan peserta sekitar 450 orang. Kebetulan Kakek Merza termasuk peserta dalam kongres tersebut.

Salah satu agenda utama Konfrensi Halal Internasional tersebut adalah pencanangan "Resolusi Halal Dunia".

Tema yang diusung  dalam kongres tersebut adalah "Akselerasi Peningkatan Kontribusi Produk Halal dan Pariwisata Halal Dalam Mewujudkan Indonesia Sebagai Pusat Produsen Halal Dunia."

Banyak pihak sudah paham bahwa sektor industri halal memiliki potensi yang sangat besar. Permintaan konsumen dunia terhadap industri halal semakin meningkat setiap tahunnya. Data Global Islamic Economy Report 2020/2021 menunjukkan bahwa pengeluaran konsumen muslim untuk makanan dan minuman halal, farmasi dan kosmetik halal, serta pariwisata ramah muslim dan gaya hidup halal pada tahun 2019 mencapai nilai US$2,02 triliun.

Konsumsi produk halal Indonesia pada tahun 2019 mencapai US$144 miliar yang menjadikan Indonesia sebagai konsumen terbesar di sektor ini. 

Sektor pariwisata ramah muslim menjadikan Indonesia menduduki posisi ke-6 dunia dengan nilai 11,2 miliar dolar AS. Sementara itu, pada sektor busana muslim, Indonesia merupakan konsumen ke-3 dunia dengan total konsumsi 16 miliar dolar AS. Sektor farmasi dan kosmetika halal Indonesia menempati peringkat ke-6 dan ke-2 dengan total pengeluaran masing-masing 5,4 miliar dolar AS dan 4 miliar dolar AS.

Kontribusi industri halal terhadap perekonomian nasional juga meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari meningkatnya pangsa pasar sektor halal terhadap PDB pada 2016 sebesar 24,3% menjadi 24,86% di tahun 2020. Untuk mendukung perkembangan pasar halal, pemerintah menetapkan tiga kawasan industri halal di Serang, Sidoarjo, dan Bintan yang akan dikembangkan menjadi klaster industri halal dengan tujuan menjadi halal hub internasional.

Image: The Global Islamic Economy (Flie by Merza Gamal/ source: State of the Global Islamic  Economy Report 2021)
Image: The Global Islamic Economy (Flie by Merza Gamal/ source: State of the Global Islamic  Economy Report 2021)

Namun seiring pandemi Covid-19, situasi industri halal Indonesia merosot sebagaimana juga terjadi di seantero dunia. Akan tetapi, setelah melewati masa-masa sangat sulit akibat pandemi Covid-19 tersebut, kini perekonomian dunia, termasuk Indonesia mulai memasuki fase rekonstruksi dan diperkirakan dengan semakin melandai pandemi akan mendorong kebangkitan kembali perekonomian global.

Berbagai pengetatan dan pembatasan serta persyaratan yang dilakukan semasa pandemi Covid-19, kini makin diperlonggar bahkan dihapuskan.  Dunia industri dan perdagangan mulai bangkit dan bergerak kembali, termasuk industri halal dan pariwisata halal, baik di tanah air maupun global. Industri halal dan pariwisata halal mulai bangkit kembali dan dengan optimis menatap masa depan yang cerah.

Seiring perbaikan situasi akibat melandainya pandemi Covid-19 dan faktor-faktor lainnya, dalam laporannya State of Global Islamic Economy (SGIE) 2022 juga memberi semangat kepada kita semua karena dalam laporannya menyebutkan konsumsi Muslim untuk pariwisata meningkat dari 58 milyar dolar AS menjadi 102 miliar dolar AS pada 2021. 

Untuk tahun ini, 2022, SGIE 2022 memprediksi konsumsi Muslim ini naik lagi menjadi 154 miliar dolar AS. Sudah tentu situasi ini harus direspon secara komprehensif dan sistematis serta berkesinambungan oleh pemerintah, para pelaku usaha pariwisata halal, organisasi majelis ulama yang menerbitkan fatwa-fatwa terkait pariwisata halal serta berbagai pemangku kepentingan. 

Di sisi lain, masih terdapat berbagai agenda dan pekerjaan rumah di bidang pengembangan pariwisata halal yang harus diatasi dan diselesaikan agar pariwisata halal memberi manfaat nyata dan keuntungan lebih optimal.

Industri halal dan pariwisata halal sangat terkait dengan industri keuangan syariah, bahkan ketiganya merupakan satu kesatuan dalam ekonomi syariah (Islamic Economy). Untuk itu sektor keuangan syariah hendaknya terus mengikuti dan mendukung serta mendorong pengembangan sektor industri halal dan pariwisata halal sehingga para pelaku di kedua sektor ekonomi ini mendapatkan akses pembiayaan yang luas. 

Program inkubasi di bidang halal dan pariwisata halal yang melibatkan berbagai lembaga pemerintah dan pemangku kepentingan sangat penting untuk mewujudkan Indonesia sebagai produsen  produk halal dunia.

Dalam rangka mendukung industri dan pariwisata halal, maka para pelaku usaha sudah semestinya mendapat kemudahan dalam memperoleh sertifikasi halal untuk produknya. 

Terkait dengan hal terebut, Program 10 Juta Produk Bersertifikat Halal pada tahun 2022 yang diluncurkan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama merupakan salah satu bentuk dukungan konkret yang diharapkan mampu mempercepat perolehan sertifikat halal bagi produk2, termasuk milik UMKM.

Memperhatikan hal-hal yang dibahas di atas, maka penyelenggaraan Kongres Halal Internasioanl 2022 ini antara lain memiliki tujuan untuk meningkatkan pemahaman dan komitmen berbagai pihak terkait halal dan pariwisata halal; mendorong peningkatan kemudahan berusaha dalam penerapan halal produk dan usaha pariwisata halal serta kolaborasi dan sinergi dalam kedua bidang tersebut;  membahas dan menyepakati kebijakan, strategi, dan agenda pengembangan halal dan pariwisata halal yang akan menjadi panduan bagi semua lembaga dan pelaku usaha di kedua bidang tersebut di tingkat nasional dan global dalam bentuk deklarasi Resolusi Halal Dunia.

Resolusi Halal Dunia tersebut akan dicanangkan bersama oleh utusan delegasi 30 negara, antara lain dari Australia, Jerman, Brunei, Malaysia, Taiwan, Jepang, Uni Emirate Arab, Mesir, Amerika Serikat, dan Spanyol.

Dengan pencanangan "Resolusi Halal Dunia", maka prediksi SGIE 2022 bahwa konsumsi Muslim untuk pariwisata meningkat lagi seiring melandainya pandemi Covid-19 harus direspon secara komprehensif dan sistematis serta berkesinambungan oleh pemerintah, para pelaku usaha pariwisata halal, organisasi majelis ulama yang menerbitkan fatwa-fatwa terkait pariwisata halal serta berbagai pemangku kepentingan. Demikian pula dengan industri halal akan semakin berkembang dengan pencanangan resolusi halal dunia tersebut.

MERZA GAMAL 

  • Pengkaji Sosial Ekonomi Islami
  • Author of Change Management & Cultural Transformation
  • Former AVP Corporate Culture at Biggest Bank Syariah

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun