10. Ketidakharmonisan antar tim/investor
Perselisihan dengan salah satu pendiri adalah masalah fatal bagi perusahaan post-mortem startup. Namun, kepahitan tidak terbatas pada tim pendiri, dan ketika keadaan memburuk dengan BOD atau investor, bisa menjadi pemicu hal buruk dengan cepat.
11. Pivot menjadi buruk
Pivot seperti Burbn ke Instagram atau ThePoint to Groupon bisa berjalan dengan sangat baik. Akan tetapi, bisa terjadi sebaliknya ketika startup memulai di jalan yang salah.
12. Lelah/kurang semangat
Work-life balance bukanlah hal yang sering didapatkan oleh para pendiri startup, sehingga risiko burn out (kelelahan) sangat tinggi. Burnout diberikan sebagai alasan kegagalan 5% dari waktu. Kemampuan untuk memotong kerugian jika perlu dan mengarahkan kembali upaya perusahaan ketika terlihat jalan buntu, atau kurang gairah untuk domain, dianggap penting untuk berhasil dan menghindari kelelahan, seperti memiliki tim yang solid, beragam, dan didorong sehingga tanggung jawab dapat dibagikan.
Sumber Bacaan:
https://www.cbinsights.com/research/startup-failure-reasons-top/
https://www.investopedia.com/articles/personal-finance/040915/how-many-startups-fail-and-why.asp
https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-6081304/bei-awasi-ketat-saham-goto-ada-apa
MERZA GAMALÂ
- Pengkaji Sosial Ekonomi Islami
- Author of Change Management & Cultural Transformation
- Former AVP Corporate Culture at Biggest Bank Syariah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H