Banyak pelajaran yang sangat relevan bagi siapa pun di ekosistem kewirausahaan dari penelitian CB Insights tersebut. Perlu dicatat bahwa jenis analisis berbasis data ini tidak akan mungkin terjadi tanpa sejumlah pendiri yang cukup berani untuk berbagi cerita tentang kehancuran startup mereka kepada dunia.
Adapun 12 alasan utama kegagal startup adalah sebagai berikut:
1. Kehabisan uang/gagal menambah modal baru
Uang dan waktu terbatas dan perlu dialokasikan dengan bijaksana. Untuk perusahaan statup, kehabisan uang tunai yang terkait dengan ketidakmampuan untuk mengamankan pembiayaan/bunga investor merupakan alasan utama atas kegagalan mereka.
2. Segmentasi pasar tidak jelas
Mengatasi masalah yang menarik untuk dipecahkan daripada yang melayani kebutuhan pasar disebut-sebut sebagai alasan kegagalan terbesar kedua setelah kehabisan modal, yakni tercatat dalam 35% kasus. Studi CB Insights menunjukkan bahwa gagal melakukan segementasi pasar merupakan kegagalan total dari perusahaan startup tersebut.
3. Mengalahkan persaingan
Terdapat mitos bahwa startup seharusnya tidak memperhatikan persaingan, namun kenyataannya adalah begitu sebuah ide menjadi panas atau mendapat validasi pasar, orang lain mungkin mencoba memanfaatkan peluang tersebut. Dan meskipun terobsesi dengan kompetisi itu tidak sehat, mengabaikannya juga merupakan resep kegagalan dalam 20% kegagalan startup.
4. Model bisnis yang cacat
Sebagian besar pendiri yang gagal setuju bahwa model bisnis itu penting dan tetap terikat pada satu saluran atau gagal menemukan cara untuk menghasilkan uang dalam skala besar membuat investor ragu-ragu dan pendiri tidak dapat memanfaatkan daya tarik yang diperoleh.
5. Tantangan regulasi/hukum
Terkadang sebuah startup dapat berkembang dari ide sederhana dan memasuki dunia dengan kompleksitas hukum yang pada akhirnya dapat mematikannya.
6. Masalah harga/biaya
Penetapan harga adalah seni gelap dalam hal kesuksesan startup, dan post-mortem startup menyoroti kesulitan dalam menentukan harga produk yang cukup tinggi untuk akhirnya menutupi biaya tetapi cukup rendah untuk mendatangkan pelanggan.
7. Bukan tim yang tepat
Sebuah tim yang beragam dengan keahlian yang berbeda sering disebut sebagai hal yang penting bagi keberhasilan sebuah perusahaan. Post-mortem kegagalan sering mengeluhkan bahwa "Saya berharap kami memiliki CTO sejak awal" atau berharap bahwa startup memiliki "pendiri yang menyukai aspek bisnis."
8. Produk salah waktu
Saat startup merilis produk terlalu dini, pengguna mungkin menganggapnya tidak cukup baik, dan mendapatkan mereka kembali mungkin sulit jika kesan pertama mereka tentang brand startup negatif. Dan jika terlambat merilis produk, mungkin akan kehilangan jendela peluang di pasar.
9. Produk buruk
Semua bisnis bermuara pada produk, dan produk yang cacat sudah cukup untuk menenggelamkan perusahaan dalam 8% kasus.