Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berpengalaman di dunia perbankan sejak tahun 1990. Mendalami change management dan cultural transformation. Menjadi konsultan di beberapa perusahaan. Siap membantu dan mendampingi penyusunan Rancang Bangun Master Program Transformasi Corporate Culture dan mendampingi pelaksanaan internalisasi shared values dan implementasi culture.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

1 dari 5 Gen Z Angkatan Kerja Amerika Terindikasi Pelangi, Bagaimana di Indonesia?

24 Mei 2022   22:41 Diperbarui: 24 Mei 2022   23:08 780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Isu kelompok Pelangi mulai menjadi topik perbincangan hangat usai Deddy Corbuzier mengundang Ragil Mahardika dan pasangannya dalam pocdast untuk membahas isu tersebut beberapa waktu lalu. 

Sebenarnya, podcast tersebut membuka mata banyak orang, bahwa kehadiran kaum Pelangi di Indonesia saat ini tidak bisa dinafikan.

Belum reda isu podcast tersebut, beberapa minggu setelahnya, komunitas internasional memperingati Hari Anti Homofobia, Bifobia, dan Transfobia (IDAHOBIT) pada Rabu (18/5/2022). 

Dan, di waktu yang sama, Kedutaan Besar Inggris di Indonesia memutuskan untuk ikut memperingatinya dengan cara mengibarkan bendera pelangi yang terkenal menjadi simbol kelompok LGBT. Bendera itu dipasang dan berkibar tepat di samping bendera Inggris.

Pengibaran bendera Pelangi tersebut kembali memicu kontroversial di masyarakat. Bahkan, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Lestari Priansari Marsudi akan memanggil Duta Besar (Dubes) Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins, pada hari Senin (23/5/2022).

Kaum Pelangi, saat ini, sudah tidak malu-malu lagi mengakui keadaan mereka yang memiliki orientasi seksual berbeda dengan kebanyakan masyarakat di berbagai belahan dunia.

Gallup, sebagai sebuah Lembaga yang bergerak dalam bidang pengembangan sumberdaya manusia, telah mulai mengukur identifikasi kaum Pelangi di dunia kerja sejak tahun 2012. Dalam survey terakhir yang di release pada Februari 2022, saat pandemi Covid-19 mulai reda, banyak temuan kejutan didapat dari survey tersebut.

Beberapa hal yang menjadi sorotan dari hasil survei Gallup tersebut adalah: (Sumber: https://news.gallup.com/poll/389792/lgbt-identification-ticks-up.aspx?) 

  • Masyarakat yang teridentifikasi pelangi naik dari 5,6% pada tahun 2020 menjadi 7,1% saat ini;
  • Satu dari lima orang dewasa Gen Z mengidentifikasi diri sebagai kaum pelangi;
  • Identifikasi biseksual adalah yang paling umum di antara kaum pelangi.

Memang, survei itu dilakukan di Amerika, namun gambaran dari survei tersebut bisa saja terjadi dibelahan bumi lain, termasuk di Indonesia.

Peningkatan identifikasi kaum pelangi dalam beberapa tahun terakhir sebagian besar mencerminkan prevalensi yang lebih tinggi dari identitas tersebut di antara orang dewasa Amerika termuda dibandingkan dengan generasi yang lebih tua yang mereka gantikan dalam populasi orang dewasa Amerika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun