Mungkin karena ini, bintang Gen Z seperti Lil Nas X dan JoJo Siwa membuat preseden baru dengan tampil ke publik di usia muda, sering juga melalui media sosial. Akibatnya, kaum muda (terutama remaja) merasa lebih nyaman dan lebih diterima dalam hal mengungkapkan diri.
Akan tetapi bukan hanya representasi yang menyebabkan perubahan yang kita lihat. Dalam waktu singkat, segudang keadaan bersatu untuk menciptakan lingkungan di mana kaum muda dapat mengeksplorasi gender dan seksualitas mereka, termasuk pandemi Covid-19.
Krisis melanda pada waktu yang sangat formatif dalam perkembangan Gen Z hanya butuh waktudalam dua minggu, anak-anak muda ini beralih dari rutinitas sehari-hari, komunitas tatap muka, dan cara hidup standar menjadi dipaksa untuk menavigasi kehidupan di dalam gelembung.Â
Pada saat itu, banyak yang beralih ke dalam untuk mengeksplorasi dan merenungkan diri, yang, dalam beberapa kasus, menyebabkan identifikasi sebagai jenis kelamin dan seksualitas yang berbeda dengan yang mereka alami saat memasuki pandemi.
Faktanya, penelitian tren The In-Between YPulse menemukan bahwa 12% anak berusia 13-39 tahun mengatakan orientasi seksual atau identitas gender mereka berubah selama Covid. Jumlah itu meningkat menjadi 16% di antara Gen Z, dan 19% di antara wanita Gen Z. Kali ini untuk introspeksi dan refleksi juga merupakan periode peningkatan waktu online, di mana kaum muda dapat mencari konfirmasi dan validasi untuk perasaan mereka.
Sebagai salah satu contoh: Tren Google menunjukkan bahwa pencarian untuk "Am I Gay Quiz" telah meningkat secara signifikan selama dua tahun terakhir.
Karantina juga kemungkinan memberikan lebih banyak waktu untuk terlibat dengan komunitas online yang membantu mereka mengeksplorasi identitas mereka juga.Â
Di TikTok yang berdasarkan algoritme uniknya, memungkinkan pengguna biasa menjadi viral dan menjangkau rekan-rekan mereka, dimana komunitas Gen Z dan Millenial memiliki nama (informal) sendiri: #GayTok, yang memiliki 3,7 miliar tampilan. Faktanya, aplikasi ini telah menjadi ruang aman bagi kaum pelangi muda dan pengguna non-biner untuk mengeksplorasi seksualitas mereka.
Rumah influencer kaum pelangi telah populer di platform, sementara keluarga queer Milenial juga telah membentuk "keluarga TikTok" untuk membantu kaum muda pelangi merasa aman dan diterima.Â
Mafia Moms, Angelic Goddess Dads, dan Supermagical Aunties yang semuanya secara kolektif memiliki jutaan pengikut, adalah di antara beberapa akun populer yang menyediakan outlet bagi pengguna muda yang "tidak memiliki struktur rumah yang mereka butuhkan atau inginkan" dan menegaskan kembali seksualitas, identitas gender, atau bahkan rambut mereka yang diwarnai.
Sementara itu, di Indonesia sendiri, beberapa pasangan kaum dari Gen Z telah berani menampakan diri di TikTok, Instagram dan YouTube dengan membuat live streaming bersama pasangan hidup mereka sesame jenis. Dan follower dan subscriber mereka mencapai ratusan ribu bahkan sudah ada yang jutaan.