Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berpengalaman di dunia perbankan sejak tahun 1990. Mendalami change management dan cultural transformation. Menjadi konsultan di beberapa perusahaan. Siap membantu dan mendampingi penyusunan Rancang Bangun Master Program Transformasi Corporate Culture dan mendampingi pelaksanaan internalisasi shared values dan implementasi culture.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Melirik Kembali Perpustakaan Rumah yang Terabaikan

21 Mei 2022   12:50 Diperbarui: 21 Mei 2022   13:02 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Studi yang dilakukan oleh Australian National University tersebut juga menunjukkan bahwa "perbedaan antara dibesarkan di rumah tanpa buku dibandingkan dengan dibesarkan di rumah dengan perpustakaan 500 buku memiliki pengaruh yang sama besar pada tingkat pendidikan yang akan dicapai seorang anak seperti memiliki orang tua yang hampir tidak dapat membaca (3 tahun pendidikan) dibandingkan dengan memiliki orang tua yang memiliki pendidikan universitas (15 atau 16 tahun pendidikan)." 

Dalam kedua kasus tersebut, memiliki orang tua yang berpendidikan universitas atau koleksi buku mendorong "seorang anak rata-rata 3,2 tahun lebih banyak menjalani pendidikan. "Memiliki koleksi 500 buku di perpustakaan rumah mungkin terlihat menakutkan, tetapi laporan studi tersebut menemukan bahwa memiliki sedikitnya 20 buku di perpustakaan rumah juga berdampak signifikan pada pendidikan masa depan anak-anak.

Pada masa kini memang sulit untuk membuat anak-anak tertarik pada apa pun selain teknologi digital. Internet menjadi lebih bermanfaat bagi kehidupan kita sehari-hari, sedemikian rupa sehingga sekolah sekarang menggunakannya sebagai metode pengajaran. Dan, sadar atu tidak, betapa banyak dari kita yang terpaku pada smartphone kita.

Kemajuan teknologi digital, membuat buku fisik telah diabaikan dalam beberapa tahun terakhir. Dengan memiliki perpustakaan rumah, sejatinya dapat menunjukkan kepada anak-anak kita betapa pentingnya membaca, dan memberi mereka ruang sendiri untuk terlibat dalam aktivitas tersebut.

Image: Buku mulai tersisi dengan Smartphote (by Merza Gamal)
Image: Buku mulai tersisi dengan Smartphote (by Merza Gamal)

Perlu kita sadari, bahwa buku tidak akan pernah menggantikan permainan video di mata anak-anak, tetapi kita dapat mengaturnya di jalur yang benar dengan perpustakaan rumah.

Membuat perpustakaan di rumah sebenarnya mudah untuk dilakukan dan tidak mahal untuk membuatnya dengan memanfaatkan perkakas dan ruang yang ada di rumah kita. Hal yang hebat tentang buku adalah mereka tidak menggunakan listrik. Dengan demikian, berarti kita tidak perlu menghabiskan biaya untuk memfungsikan kembali ruangan yang ingin kita jadikan perpustakaan. Cukup kencangkan beberapa rak atau palu bersama beberapa rak buku, dan perpustakaan di rumah pun jadilah.

MERZA GAMAL 

  • Pengkaji Sosial Ekonomi Islami
  • Author of Change Management & Cultural Transformation
  • Former AVP Corporate Culture at Biggest Bank Syariah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun