Dua hari lagi Idul Fitri menjelang. Tradisi masyarakat Indonesia datang saling mengunjungi sanak saudara untuk menyambung dan memperkuat silahturahim. Bahkan, sebagian masyarakat Indonesia masih rela berdesak-desakan menjalankan mudik 2022Â untuk tujuan menjaga silahturahim bersama sanak saudara mereka.
Mengapa ajaran Islam, mengedepankan silahturahim? Apakah silahturahim hanya dilakukan pas saat Idul Fitri saja? Simak kisah berikut ini.
Satu ketika, dalam majelisnya, Abu Hurairah ra. duduk bersama orang-orang dan bercerita tentang Rasulullah SAW. Di tengah pembicaraan, dia berkata, "Sungguh memalukan jika ada orang yang memutuskan persaudaraan. Jika ada, berdiri dan pergilah!"
Tidak ada seorang pun yang berdiri di antara mereka kecuali seorang pemuda. Dia berdiri dan segera meninggalkan majelis. Pemuda ini pergi menemui bibinya yang telah lama dia abaikan karena jengkel kepadanya. Pada hari itu juga dia berdamai dan meminta maaf kepada sang bibi.
Bibinya ini lalu berkata, "Apa yang membuatmu datang ke sini, wahai keponakanku?"
Dia menjawab, "Aku duduk bersama Abu Hurairah, sahabat Rasulullah dan beliau berkata, 'Sungguh memalukan jika ada orang yang memutuskan persaudaraan. Jika ada, berdiri dan pergilah!'
Wanita ini lalu berkata, "Kembalilah kepada Abu Hurairah dan tanyakan mengapa orang yang memutuskan silaturahim harus berdiri dan pergi meninggalkan majelisnya?"
Dia pun kembali menemui Abu Hurairah dan menceritakan apa yang terjadi antara dirinya dan bibinya, lalu bertanya, "Mengapa orang yang memutuskan tali persaudaraan (silaturahim) tidak boleh duduk bersamamu?"
Abu Hurairah menjawab, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya, kasih sayang tidak akan turun pada suatu kaum yang di dalamnya ada orang yang memutuskan persaudaraan'."
Itulah mengapa, Ali bin Al-Husain ra. sampai memberi nasihat khusus kepada putranya, "Wahai anakku, janganlah engkau berteman dengan orang yang memutuskan tali persaudaraan. Sungguh, aku mendapatinya dia dilaknat dalam kitab Allah pada tiga tempat."