Hari ini, kita sedang menjalani puasa Ramadhan yang ke-21. Semoga amal saleh kita semakin meningkat pada 10 hari terkahir Ramadhan tahun ini.
Setiap amal saleh yang disyariatkan agama memiliki keistimewaannya masing-masing. Demikian halnya dengan berpuasa, dia pun memiliki keistimewaan tersendiri di sisi Allah Ta'ala. Karena keistimewaannya ini, dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah ra. disebutkan bahwa Rasulullah bersabda:
"Allah Ta'ala berfirman, 'Semua amal anak Adam untuknya kecuali puasa. Dia untuk-Ku dan Akulah yang akan membalasnya'." (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Di sini, Allah Ta'ala mengkhususkan puasa untuk diri-Nya dari amalan-amalan lainnya. Mengapa? Hal ini karena keutamaannya di sisi-Nya, cinta Allah kepadanya dan hadirnya keikhlasan seorang hamba kepada Rabbnya.
Puasa adalah rahasia seorang hamba dengan Tuhannya, tidak ada yang melihatnya kecuali Allah Ta'ala. Orang yang berpuasa bisa saja mengonsumsi apa yang diharamkan Allah pada siang hari di tempat yang sepi, akan tetapi dia tidak melakukannya.
Mengapa? Karena, dia mengetahui punya Tuhan yang Maha Melihat lagi Maha Mengawasi di mana pun dia berada. Maka, dia pun mengharamkan hal itu untuk dirinya. Dia tinggalkan itu semua karena takut akan siksa-Nya serta berharap pahala dari-Nya.
Dia pun terbebas dari sikap riya. Ibnu Al-Jauzi berkata, "Semua ibadah terlihat amalannya. Dan, sedikit sekali yang selamat dari godaan (karena boleh jadi bercampur dengan sedikit riya). Hal ini berbeda dengan puasa."
Atas perbuatan hamba inilah, Allah Ta'ala berterima kasih akan keikhlasan ini dengan mengkhususkan puasa untuk diri-Nya. Dia melipatgandakan pula pahala puasa dengan kadar pelipatgandaan yang berbeda dengan amal-amal lainnya. Tidak ada yang tahu besarannya selain Allah Ta'ala sendiri.
Imam Al-Qurtubi rahimahullah berkata, "Amalan-amalan telah terlihat kadar pahalanya untuk manusia. Dia akan dilipatgandakan dari sepuluh sampai tujuh ratus kali sampai sekehendak Allah kecuali puasa. Maka Allah sendiri yang akan memberi pahala tanpa batas."
Hal ini merujuk pada apa yang disabdakan Rasulullah SAW bahwa:
"Semua amal Bani Adam akan dilipatgandakan kebaikan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Azza wa Jalla berfirman, 'Kecuali puasa, maka dia untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan pahalanya'." (HR Muslim)
Karena puasa adalah rahasia antara seorang hamba dengan Rabbnya, ada orang-orang yang berusaha menyembunyikan ketaatannya ini selama hidupnya (baik puasa wajib maupun sunnah) sehingga tidak diketahui orang lain. Namun, aroma kejujurannya tetap tercium oleh orang-orang di sekitarnya.
Dikisahkan, ketika seorang saleh bernama Abdullah bin Ghalib meninggal dan dimakamkan, berhembuslah aroma minyak kesturi dari tanah pekuburannya.
Lalu, di antara orang-orang ada yang bertemu dengannya di dalam mimpi. Dia pun ditanya tentang semerbak wangi yang tercium dari kuburannya tersebut. Maka, Abdullah menjawab, "Itu adalah aroma wangi dari tilawah Al-Quran dan rasa haus (karena banyak berpuasa demi mengharap ridha Allah Ta'ala)."
Disarikan dari Mukhtashar Latha'if Al-Ma'arif Al-Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali.
Wallahualam bishowab
Terus Semangat!!!
Tetap Semangat...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H