Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berpengalaman di dunia perbankan sejak tahun 1990. Mendalami change management dan cultural transformation. Menjadi konsultan di beberapa perusahaan. Siap membantu dan mendampingi penyusunan Rancang Bangun Master Program Transformasi Corporate Culture dan mendampingi pelaksanaan internalisasi shared values dan implementasi culture.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Harumnya Aroma Kejujuran dari Ibadah Puasa

23 April 2022   07:06 Diperbarui: 23 April 2022   07:10 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, kita sedang menjalani puasa Ramadhan yang ke-21. Semoga amal saleh kita semakin meningkat pada 10 hari terkahir Ramadhan tahun ini.

Setiap amal saleh yang disyariatkan agama memiliki keistimewaannya masing-masing. Demikian halnya dengan berpuasa, dia pun memiliki keistimewaan tersendiri di sisi Allah Ta'ala. Karena keistimewaannya ini, dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah ra. disebutkan bahwa Rasulullah bersabda:

"Allah Ta'ala berfirman, 'Semua amal anak Adam untuknya kecuali puasa. Dia untuk-Ku dan Akulah yang akan membalasnya'." (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Di sini, Allah Ta'ala mengkhususkan puasa untuk diri-Nya dari amalan-amalan lainnya. Mengapa? Hal ini karena keutamaannya di sisi-Nya, cinta Allah kepadanya dan hadirnya keikhlasan seorang hamba kepada Rabbnya.

Puasa adalah rahasia seorang hamba dengan Tuhannya, tidak ada yang melihatnya kecuali Allah Ta'ala. Orang yang berpuasa bisa saja mengonsumsi apa yang diharamkan Allah pada siang hari di tempat yang sepi, akan tetapi dia tidak melakukannya.

Mengapa? Karena, dia mengetahui punya Tuhan yang Maha Melihat lagi Maha Mengawasi di mana pun dia berada. Maka, dia pun mengharamkan hal itu untuk dirinya. Dia tinggalkan itu semua karena takut akan siksa-Nya serta berharap pahala dari-Nya.

Dia pun terbebas dari sikap riya. Ibnu Al-Jauzi berkata, "Semua ibadah terlihat amalannya. Dan, sedikit sekali yang selamat dari godaan (karena boleh jadi bercampur dengan sedikit riya). Hal ini berbeda dengan puasa."

Atas perbuatan hamba inilah, Allah Ta'ala berterima kasih akan keikhlasan ini dengan mengkhususkan puasa untuk diri-Nya. Dia melipatgandakan pula pahala puasa dengan kadar pelipatgandaan yang berbeda dengan amal-amal lainnya. Tidak ada yang tahu besarannya selain Allah Ta'ala sendiri.

Imam Al-Qurtubi rahimahullah berkata, "Amalan-amalan telah terlihat kadar pahalanya untuk manusia. Dia akan dilipatgandakan dari sepuluh sampai tujuh ratus kali sampai sekehendak Allah kecuali puasa. Maka Allah sendiri yang akan memberi pahala tanpa batas."

Hal ini merujuk pada apa yang disabdakan Rasulullah SAW bahwa:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun