Dalam setahun, Allah Ta'ala menghadirkan hari-hari spesial di mana kita bisa berpuasa di dalamnya. Ada yang pekanan, semisal Senin Kamis. Ada yang bulanan, semisal Ayyamul Bidh (puasa pertengahan bulan). Ada pula yang tahunan, semisal bulan Ramadhan. Termasuk pula shaum pada bulan-bulan haram: Rajab, Zulqi'dah, Zulhijjah (terkhusus pada sepuluh hari pertamanya), atau Al-Muharram.
Ada apa dengan syariat puasa? Sesungguhnya, berpuasa di jalan Allah termasuk sebaik-baik perisai (pelindung) bagi seorang Muslim, baik yang wajib maupun yang sunnat. Siapa menunaikannya karena mengharap ridha Allah Ta'ala, puasa itu akan melindungi pemiliknya dari api neraka.
Rasulullah SAW bersabda:
"Puasa adalah perisai yang dapat melindungi seorang hamba dari api neraka" (HR Ahmad dan Al-Baihaqi)
Dalam hadits lain, beliau bersabda pula:
"Rabb kita Azza wa Jalla berfirman, 'Puasa adalah perisai, yang dengannya seorang hamba membentengi diri dari api neraka, dan puasa itu untuk-Ku. Aku-lah yang akan membalasnya'." Â (HR Ahmad)
Tidak hanya itu, sebagaimana bacaan Al-Quran, puasa pun akan memberi syafaat bagi pelakunya di akhirat. Rasulullah bersabda:
"Amalan puasa dan membaca Al Quran akan memberi syafaat bagi seorang hamba pada Hari Kiamat. Puasa berkata, 'Wahai Rabb, aku telah menahannya dari makan dan syahwat di siang hari, maka izinkanlah aku memberi syafaat kepadanya'.
Dan Al-Quran berkata, 'Aku menahannya dari tidur pada waktu malam, maka izinkanlah aku memberi syafaat kepadanya, maka keduanya pun diizinkan memberi syafaat'." (HR Ahmad, Shahih At-Targhib, No. 1429)
Puasa bisa pula menjadi perisai dari fitnah sekaligus penghapus atas dosa-dosa yang kita lakukan. Dalam hadits riwayat Hudzaifah ra. nabi kita yang mulia bersabda:
"Keluarga, harta, dan anak dapat menjerumuskan seseorang ke dalam maksiat (fitnah). Namun, fitnah itu akan terhapus dengan shalat, shaum, sedekah, amar ma'ruf (mengajak pada kebaikan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran)" Â (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Maka, dalam Zdul Ma'd (I/320), Al-Hafizh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menyimpulkan, "Puasa memiliki pengaruh sangat kuat dalam menjaga anggota tubuh yang bersifat lahiriah. Dia pun bisa menjaga kekuatan batin serta melindunginya dari aneka pencemar yang merusak. Dengan demikian, puasa dapat menjaga kejernihan hati dan kesehatan anggota badan. Dia pun akan mengembalikan segala sesuatu yang telah dirampas oleh nafsu syahwat. Puasa adalah media terbesar untuk merealisasikan ketakwaan."
Semoga puasa kita yang telah lewat 19 hari, dan malam ini memasuki Ramadhan hari ke-20 dapat kita jalankan dengan baik dan menjadi bekal ketakwaan kita kepada Allah SWT.
Terus Semangat!!!
Tetap Semangat...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H