Ramadhan sudah hari ke 11 dan telah masuk dalam fase 10 hari kedua. Bagi ayahbunda muda yang punya anak kecil, apakah sudah mengajak anaknya ke masjid untuk tarawih bersama?
Jangan biarkan anak-anak kita lebih kenal dengan mall, tempat rekreasi, atau lapangan bermain daripada dengan masjid. Sesungguhnya, masjid adalah rumah kedua orang-orang beriman yang paling banyak dikunjungi setelah tempat tinggal. Masjid adalah istana kaum Muslim untuk membangun generasi pecinta Allah dan Rasul-Nya.
Ini pula yang terjadi pada masa Rasulullah . Anak-anak para sahabat sudah dekat dan lekat dengan masjid sejak kecil. Mereka pun terbiasa shalat berjamaah bersama Rasulullah .
Jabir bin Samurah ra. menceritakan salah satu pengalamannya. "Aku mengerjakan shalat Zuhur bersama Rasulullah . Kemudian beliau pulang dan aku menyusul di belakangnya.
Saat itu, beliau bertemu dengan anak-anak. Rasulullah kemudian mengusap kedua pipi mereka satu per satu. Ketika beliau mengusap kedua pipiku, aku merasakan tangan beliau yang dingin lagi berbau harum seakan baru dikeluarkan dari botol minyak wangi." (HR Muslim)
Pertanyaannya, kapan sebaiknya anak-anak kita mulai dibawa serta ke masjid?
Dr. Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid dalam bukunya "Prophetic Parenting: Cara Nabi Mendidik Anak" menyampaikan bahwa Imam Malik rahimahullh ditanya oleh seseorang yang datang ke masjid dengan membawa anaknya, apakah itu dianjurkan?
Imam Malik menjawab, "Apabila (anak) sudah mengerti dan mengetahui tentang adab-adab serta tidak bermain-main, maka saya rasa tidak apa-apa. Namun, apabila masih kecil dan tidak dapat tenang serta masih suka bermain-main, maka saya tidak menganjurkannya." (dikutip dari Kitab: At-Tarbiyyah fil Islm)
Artinya, anak boleh dibawa ke masjid saat dia telah bisa mempelajari dan mengetahui adab-adab di dalam masjid: masuk dengan tenang, meletakkan sandal di tempatnya, permisi kepada orang yang dilewati, tidak berlari-lari dan berbuat gaduh, tidak mengganggu orang yang shalat, mampu mengikuti shalat atau mendengar khutbah, dan lainnya.
Mereka pun sudah dapat membersihkan hajatnya sendiri dan bersih. Sehingga, dia tidak pipis atau buang hajat dengan tidak sengaja. Dia pun sudah bisa pergi ke toilet sendiri.
Orangtua yang melatih anaknya mandiri, di rumah bisa ke kamar mandi sendiri, tidak ngompol, dan buang hajat sembarangan, serta tidak berisik jika ada yang sedang bertamu  ke rumah, tentu akan terbiasa melakukan hal serupa dimanapun dia berada. Dengan demikian, si anak pun sudah bisa diajak ke masjid.
Mumpung masih bulan Ramadhan, ayo kita ajak dan latih anak-anak kita untuk mencintai masjid sebagai salah satu tempat aktivitas utama mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H