Hari ini adalah puasa kita yang ke-10. Siapa yang menjalani puasa di 10 hari pertama biasa disebut sebagai hari penuh rahmat, maka 10 hari kedua Ramadhan merupakan hari penuh ampunan (maghfirah).
Malam ini, kita sudah memasuki fase 10 hari kedua bulan Ramadhan, fase ini sering dianggap sebagai fase transisi semangat. Di mana semangat menjalankan puasa di bulan Ramadan mulai mengurang tidak seperti 10 hari pertama.
Masuknya hari 10 kedua bulan Ramadhan, seharusnya menambah semangat kita untuk beribadah, agar senantiasa diberi ampunan oleh Allah SWT.
Tiada yang paling diharapkan orang-orang beriman kecuali ampunan dari Allah Al-Ghaffr dan keterbebasan dari api neraka. Kabar baiknya, Allah Azza wa Jalla memberikan fasilitas bagi siapa saja yang menginginkan keduanya.
Satu fasilitas teragung yang Allah Ta'ala siapkan adalah bulan Ramadhan. Menurut Al-Hafidz Ibnu Hajar, siapa bersungguh-sungguh dalam mengambil sebab-sebab diraihnya ampunan Allah dan keterbebasan dari api neraka pada bulan Ramadhan, niscaya dia akan mendapatkannya atas izin Allah.
Adapun di antara sebab untuk mendapatkan anugerah tersebut adalah:
Pertama, mengoptimalkan malam-malam bulan Ramadhan untuk beribadah kepada-Nya, terkhusus melalui shalat dan tilawah Al-Quran. Rasulullah bersabda, "Dan Allah memiliki orang-orang yang dibebaskan dari neraka, yang demikian itu terjadi pada setiap malam." (HR At-Tirmidzi)
Kedua, memberi makan orang yang berbuka dan meringankan beban orang lain.
Dari Salman Al-Farisi ra. bahwa Rasulullah bersabda, "Siapa memberi makan orang yang berbuka pada bulan tersebut (Ramadhan), itu adalah pembebasan dari api neraka baginya. Dan, siapa meringankan beban dari hamba sahayanya pada bulan itu (Ramadhan), itu adalah pembebasan dari api neraka baginya." (HR Ibnu Khuzaimah)
Ketiga, memperbanyak doa. Dari Abu Sa'id ra. bahwa Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya, Allah Tabaraka wa Ta'ala memberikan kebebasan dari siksa neraka pada setiap malam (yaitu pada bulan Ramadhan) dan sesungguhnya setiap Muslim pada waktu siang dan malam memiliki doa yang terkabul (mustajabah)." (HR Al-Bazzar)
Salah satu doa yang dicontohkan oleh Rasulullah adalah:
Allhumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu'ann.
"Ya Allah, Engkau Maha Memberikan maaf dan Engkau suka memberikan maaf (menghapuskan kesalahan). Karena itu, maafkanlah aku (hapuskanlah dosa-dosaku)." (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Walau doa ini disebutkan Nabi dalam konteks Lailatul Qadar, akan tetapi meminta maaf atas kesalahan dianjurkan setiap waktu dan tidak khusus pada malam Al-Qadar (Imam Al-Baihaqi, Fadha-ilul Auqt)
Adapun di antara momen terbaik untuk berdoa adalah pada waktu berbuka. Dari Abu Umamah ra. bahwa Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya Allah memiliki hamba-hamba yang dibebaskan dari neraka pada setiap buka puasa." (HR Ahmad)
Sejatinya, ada sejumlah hal yang bisa menjadi pembebas seorang hamba dari api neraka, sebagaimana disebutkan dalam sejumlah hadits (yang bisa dilakukan pula di luar bulan Ramadhan), antara lain:
(1) Keikhlasan dan tauhid, (2) menghadiri shalat berjamaah selama 40 hari dengan tidak ketinggalan takbiratul ihram, (3) menjaga shalat Subuh dan Ashar, (4) menjaga shalat sunnah 4 rakaat sebelum dan setelah Zuhur, (5) menangis karena takut kepada Allah.
Kemudian, (6) akhlak yang mulia, (7) mendidik dan berbuat baik kepada tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan, (8) zikir pada pagi dan petang, (9) berpuasa di jalan Allah, dan (10) memberi makan orang yang membutuhkan.
Semoga semangat kita, memasuki fase 10 hari kedua Ramadhan semakin membara, bukan semakin melemah agar pada fase 10 hari ketiga kita mendapatkan janji Allah SWT yang akan membebaskan hamba-Nya yang berpuasa dari segala dosa dan terbebas dari siksa api neraka.
Wallahualam bishowab.
Terus Semangat!!!
Tetap Semangat...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H