Salah satu doa yang dicontohkan oleh Rasulullah adalah:
Allhumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu'ann.
"Ya Allah, Engkau Maha Memberikan maaf dan Engkau suka memberikan maaf (menghapuskan kesalahan). Karena itu, maafkanlah aku (hapuskanlah dosa-dosaku)." (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Walau doa ini disebutkan Nabi dalam konteks Lailatul Qadar, akan tetapi meminta maaf atas kesalahan dianjurkan setiap waktu dan tidak khusus pada malam Al-Qadar (Imam Al-Baihaqi, Fadha-ilul Auqt)
Adapun di antara momen terbaik untuk berdoa adalah pada waktu berbuka. Dari Abu Umamah ra. bahwa Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya Allah memiliki hamba-hamba yang dibebaskan dari neraka pada setiap buka puasa." (HR Ahmad)
Sejatinya, ada sejumlah hal yang bisa menjadi pembebas seorang hamba dari api neraka, sebagaimana disebutkan dalam sejumlah hadits (yang bisa dilakukan pula di luar bulan Ramadhan), antara lain:
(1) Keikhlasan dan tauhid, (2) menghadiri shalat berjamaah selama 40 hari dengan tidak ketinggalan takbiratul ihram, (3) menjaga shalat Subuh dan Ashar, (4) menjaga shalat sunnah 4 rakaat sebelum dan setelah Zuhur, (5) menangis karena takut kepada Allah.
Kemudian, (6) akhlak yang mulia, (7) mendidik dan berbuat baik kepada tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan, (8) zikir pada pagi dan petang, (9) berpuasa di jalan Allah, dan (10) memberi makan orang yang membutuhkan.
Semoga semangat kita, memasuki fase 10 hari kedua Ramadhan semakin membara, bukan semakin melemah agar pada fase 10 hari ketiga kita mendapatkan janji Allah SWT yang akan membebaskan hamba-Nya yang berpuasa dari segala dosa dan terbebas dari siksa api neraka.
Wallahualam bishowab.
Terus Semangat!!!