Dimensi Kedua; Kompleksitas sistem sebagian besar didorong oleh dua elemen.
Elemen pertama adalah domain desain operasional? Operational Design Domain (ODD), yang merupakan ruang lingkup kompleksitas lingkungan yang akan ditangani oleh sistem. Misalnya, dalam kasus mengemudi otomatis, ODD, dan oleh karena itu cakupan fungsinya, dapat dibatasi untuk cuaca cerah. Hal ini mengurangi kerumitan sistem karena sistem tidak harus berurusan dengan jarak pandang terbatas dari hujan lebat atau kabut.
Elemen kedua adalah desain sistem: pilihan desain dalam arsitektur sistem, solusi teknis yang digunakan untuk membangun fungsionalitas tertentu, dan penggunaan standar. Misalnya, sistem bantuan pengemudi yang canggih hanya dapat menggunakan kamera, atau dapat menggunakan kombinasi beberapa jenis sensor, seperti kamera, perangkat pendeteksi cahaya dan jangkauan (LiDAR), dan radar. Dalam rekayasa perangkat lunak, kompleksitas sistem di luar apa yang mutlak diperlukan biasanya disebut sebagai kompleksitas kebetulan---kompleksitas yang secara tidak sengaja ditambahkan ke proyek. Hal ini sering disebabkan oleh pilihan sadar dan tidak sadar yang dibuat oleh tim pengembangan sistem. Oleh karena itu, tidak seperti kompleksitas lingkungan, kompleksitas sistem tidak pernah diberikan, sehingga dapat diminimalkan melalui pilihan desain yang cerdas.
Untuk melanjutkan analogi pendakian gunung, kompleksitas sistem dapat disamakan dengan jalur yang dipilih untuk mencapai tujuan tertentu di gunung. Memilih tujuan tertentu di gunung, apakah puncak atau di tempat lain, mirip dengan membatasi domain desain operasional. Kemudian, untuk mencapai tujuan yang dipilih, dimungkinkan untuk mengikuti rute yang berbeda, beberapa di antaranya lebih menantang daripada yang lain. Ini analog dengan pilihan desain sistem yang mengarah ke tingkat kompleksitas yang lebih rendah atau lebih tinggi.
Dimensi Ketiga; Kemampuan untuk mengatasi kompleksitas berkaitan dengan kemampuan internal perusahaan untuk secara efektif dan efisien menangani tingkat kompleksitas sistem tertentu.
Kemampuan ini bergantung pada fungsionalitas proses, metode, dan alat perusahaan, serta pada organisasinya. Perusahaan yang berkinerja baik adalah perusahaan yang, misalnya, menggunakan alat yang menciptakan transparansi mendalam terkait sistem tertanam, memastikan ketertelusuran persyaratan ujung ke ujung, dan memungkinkan pengujian bebas prototipe.
Kemampuan untuk mengatasi tingkat kerumitan sistem tertentu dapat dibandingkan dengan kualitas tim pendaki gunung yang mencoba mendaki gunung: tingkat pelatihan (metode), kemampuan mereka untuk berfungsi sebagai tim (organisasi dan cara kerja), dan keefektifan peralatan (alat) mereka semua berperan dalam menentukan apakah mereka akan efektif dan efisien dalam mencapai tujuan mereka atau tidak.
MERZA GAMALÂ
- Pengkaji Sosial Ekonomi Islami
- Author of Change Management & Cultural Transformation
- Former AVP Corporate Culture at Biggest Bank Syariah