Tentu itu terkait dengan kurangnya dukungan model operasi: berkurangnya kolaborasi di antara anggota tim (34 %), kurangnya proses manajemen kinerja (17%), dan kurangnya motivasi pada insan perusahaa dan tim (17%).
Saat merancang kebijakan kerja hybrid, lihat gambaran keseluruhannya, termasuk peluang "tersembunyi" dan risiko kerja jarak jauh.Â
Ingatlah bahwa fungsi dan aktivitas pekerjaan tidak beroperasi dalam silo karena dipindahkan ke luar lokasi; memastikan insan perusahaan memiliki alat dan keterampilan yang tepat untuk berkolaborasi dan mengetahui cara menggunakannya. Juga, pastikan untuk memperhitungkan ergonomi rumah insan perusahaan, bandwidth internet, dan lingkungan pribadi.
***
Sementara itu, bagi para insan perusahaan, baik yang eksis maupun yang sedang mencari peluang, sekarang adalah waktu yang penting untuk merenungkan pembelajaran dan mempertimbangkan peran yang harus dimainkan saat kerja jarak jauh.
Apalagi dalam model operasi masa depan perusahaan menghadapi era nextnormal yang mengemukakan pekerjaan jarak jauh secara global dengan kekuatan digitalisasi dan artificial intelligence.Â
Ketiga pertanyaan yang dilakukan oleh para eksekutif perusahaan dalam merancang pekerjaan jarak jauh secara global, bisa dicermati pula oleh para pelaku atau pencari peluang kerja global jarak jauh.
MERZA GAMALÂ
- Pengkaji Sosial Ekonomi Islami
- Author of Change Management & Cultural Transformation
- Former AVP Corporate Culture at Biggest Bank Syariah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H