Banyak perusahaan default untuk hanya berfokus pada struktur pelaporan. Penelitian McKInsey tentang desain ulang organisasi menunjukkan bahwa responden hampir tiga kali lebih mungkin melaporkan desain ulang yang berhasil jika mereka memperluas fokus mereka dari jalur pelaporan ke peningkatan berbagai elemen organisasi, seperti manajemen kinerja, proses bisnis, dan budaya.
Reorganisasi yang berfokus pada keberlanjutan cenderung sangat beragam, dan prioritas dapat berubah dengan cepat. Akibatnya, sangat penting untuk mendesain ulang proses dan tata kelola sejak dini.
Proses untuk membuat keputusan keberlanjutan harus kuat, dengan jelas menentukan kapan suatu masalah harus diangkat dari unit bisnis ke tim keberlanjutan pusat ke tim eksekutif. Banyak perusahaan gagal menyesuaikan irama pengambilan keputusan mereka untuk masalah keberlanjutan, yang seringkali membutuhkan pergerakan yang lebih cepat daripada masalah bisnis lainnya. Untuk sektor seperti semen atau baja dengan siklus pengambilan keputusan yang lebih lama, ini mungkin memerlukan perubahan pola pikir yang signifikan.
Alokasi modal adalah prinsip kunci lain dari proses dan tata kelola yang efektif. Investasi berkelanjutan seringkali memiliki profil risiko yang berbeda dan ketidakpastian yang lebih besar daripada investasi tradisional. Akibatnya, para pemimpin harus mempertimbangkan untuk menyisihkan kumpulan dana yang terpisah, menentukan tingkat rintangan yang berbeda, dan memperkenalkan harga internal.
Perusahaan harus menerapkan prinsip-prinsip universal manajemen kinerja untuk pekerjaan keberlanjutan, termasuk menetapkan target yang terukur, menetapkan insentif, dan melakukan tinjauan rutin.
Keberlanjutan bukan lagi sekadar masalah kepatuhan atau reputasi, melainkan kebutuhan strategis dan operasional. Tim yang berdedikasi dan dirancang dengan baik dapat mengubah perusahaan dengan menangkap nilai secara efektif dan mengelola risiko keberlanjutan.
Keberlanjutan menjadi bagian yang lebih integral dari strategi perusahaan. Tim yang dirancang dengan baik, yaitu tim yang didedikasikan untuk masalah keberlanjutan tertentu dan berwenang untuk membuat keputusan dapat membantu menangkap nilai dan mengelola risiko dengan cara yang sistematis dan bahkan transformasional.
Keberlanjutan sangat memengaruhi cara semua perusahaan menjalankan bisnis, dan pemangku kepentingan tidak tertipu oleh basa-basi belaka. Untuk bersaing di dunia yang menuntut komitmen keberlanjutan yang serius, perusahaan harus benar-benar meninjau kembali pendekatan organisasi mereka untuk memperkuat evolusi keberlanjutan dari upaya tanggung jawab sosial perusahaan menjadi keharusan bisnis utama seperti sekarang ini, apalagi menghadapi era New Normal pasca krisis pandemi Covid-19
Penulis: MERZA GAMALÂ
- Pengkaji Sosial Ekonomi Islami
- Author of Change Management & Cultural Transformation
- Former AVP Corporate Culture at Biggest Bank Syariah