Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berpengalaman di dunia perbankan sejak tahun 1990. Mendalami change management dan cultural transformation. Menjadi konsultan di beberapa perusahaan. Siap membantu dan mendampingi penyusunan Rancang Bangun Master Program Transformasi Corporate Culture dan mendampingi pelaksanaan internalisasi shared values dan implementasi culture.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Menikah Melalui Pacaran atau Tanpa Pacaran?

16 Januari 2022   06:30 Diperbarui: 16 Januari 2022   08:25 1169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Pengantin masa kolonial Belanda sekitar tahun 30'an/ Dok commons.wikimedia.org

Image: Pengantin masa kolonial Belanda sekitar tahun 30'an/ Dok commons.wikimedia.org
Image: Pengantin masa kolonial Belanda sekitar tahun 30'an/ Dok commons.wikimedia.org

Dari uraian yang dikemukan di atas, dapat disimpulkan bahwa berpacaran sebagai sebuah tahapan sebelum menikah tidak diperlukan bahkan bisa jadi merugikan. Hal ini bisa dilihat dari dimensi efek dari komitmen religius yang dikorbankan dengan melakukan tindakan-tindakan riskan yang bisa memicu terjadinya pelanggaran terhadap nilai-nilai yang dianut dan juga berkurangnya kepuasan menikah.

Untuk itulah tahapan pacaran atau courtship tidak bisa dipandang sebagai sesuatu yang serba netral, bebas nilai. Hal ini dikarenakan apa yang terjadi di lapangan (perilaku pacaran) telah bertentangan dengan nilai-nilai luhur yang kita anut, artinya pacaran sendiri sebagai sebuah tahapan yang diajukan untuk menuju jenjang pernikahan tidaklah bebas nilai. Bahkan, cinta yang menyebabkan pasangan menikah seringkali beda dengan cinta yang membuat pasangan tetap mencintai, itulah cinta yang di dalamnya terdapat komitmen untuk mempertahankan pernikahan itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun