Titik berat pekerjaan kini bergerak sangat cepat dari tenaga manual dan clerical ke knowledge-worker yang menolak menerima perintah ("komando") ala militer, sebagaimana cara yang diadopsi oleh dunia bisnis 100 tahun yang lalu.Â
Kecenderungan yang kini berlangsung adalah, angkatan kerja dituntut memiliki pengetahuan baru (knowledge-intensive, high tech.- knowledgeable) yang sesuai dinamika perubahan yang tengah berlangsung.Â
Tenaga kerja di sektor jasa di negara maju (kini sekitar 70 persen) dari tahun ke tahun semakin meningkat, dan tenaga paruh waktu (part-timer) Â juga semakin meningkat.Â
Pola yang berubah ini menuntut "pengetahuan" baru dan "cara penanganan" (manajemen) yang baru. Moskowitz, R. and Warwick D. (1996) berpendapat, bahwa human capital yang mengacu kepada pengetahuan, pendidikan, latihan, keahlian, dan ekspertis tenaga kerja perusahaan kini menjadi sangat penting, dibandingkan dengan waktu-waktu lampau.
Malcolm Baldrige, menyatakan bahwa penanganan SDM sebagai Human Capital telah berhasil jika MSDM sudah merencanakan penerapan dan intergrasi pertumbuhan pegawai secara penuh, mencakup program pelatihan, alur pengembangan karier, penilaian/proses kesadaran pribadi, kompensasi, pemberian wewenang, dan hasil terukur.Â
Di samping itu manajemen senior dan madya terlibat secara penuh dan mendukung serta turut berlatih bersama untuk membangun perkembangan organisasi dan pegawai.
Semua personalia dalam organisasi sudah merasakan bekerja dalam kelompok (bukan hanya sebagai individu). Setiap unit kerja sudah menguasai insan perusahaan mereka melalui kelompok fungsional dan pembagian informasi yang sesuai dengan fungsi masing-masing. Perusahaan sebagai organisasi telah mempunyai suatu rencana menyeluruh dan secara penuh terhadap pengembangan sumber daya manusia dengan memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap penigkatan kualitas secara penuh. Dan, setiap insan perusahaan mendapatkan reward untuk setiap prestasi.
Untuk mencapai penanganan SDM sebagai Human Capital dapat dinilai dari komponen-komponen sebagai berikut:
1. Perencanaan dan Pengelolaan SDM
- Seberapa jauh perencanaan SDM dikaitkan dengan strategi;
- Seberapa jauh SDM dikaitkan dengan tujuan peningkatan kualitas;
- Seberapa besar penggunaan data insan perusahaan untuk peningkatan pengelolaan SDM.
2. Peningkatan Insan Perusahaan
- Seberapa besar insentif bagi keterlibatan insan perusahaan dalam peningkatan kualitas;
- Seberapa besar wewenang yang diberikan kepada insan perusahaan dalam area kerja mereka;
- Bagaimana pengukuran dan pemantauan insan perusahaan dalam peningkatan kualitas;
- Bagaimana indicator monitoring keterlibatan insan perusahaan pada semua tingkatan.
3. Pendidikan dan Pelatihan
- Bagaimana sistematika pengembangan program pelatihan dan pendidikan;
- Bagaimana mengukur kaitan pelatihan dan pendidikan dengan pekerjaan insan perusahaan;
- Seberapa jauh pengaruh hasil pelatihan berhubungan dengan area pekerjaan insan perusahaan;
- Bagaimana mengukur pelatihan insan perusahaan dengan kategori pekerjaan