Peran sentral data dan analitik ini, tentu saja, tidak terjadi dalam ruang hampa. Perusahaan teknologi terkemuka menjadikan ilmuwan data dan data engineer sebagai bagian integral dari tim produk yang gesit dan berinvestasi dalam infrastruktur data dan analitik bersama yang kuat.Â
Mungkin perbedaan terbesar antara perusahaan teknologi papan atas dan rekan-rekan mereka di sektor lain, bagaimanapun, adalah pola pikir.
Pada sebagian besar bisnis, tim pengembangan cenderung berfokus pada aspek fungsional sistem mereka dengan data dan analitik hanya sebagai bahan renunga.Â
Namun, para inovator teknologi melihat data sebagai titik nol untuk keunggulan kompetitif. Mereka mengandalkan data dan analitik untuk mendorong keputusan dan mendidik seluruh bisnis tentang kekuatan mereka.
Pergeseran dalam menghargai pentingnya data dan analitik ini juga membutuhkan perubahan pola pikir yang penting. Misalnya, klien e-commerce B2B telah mendefinisikan data sebagai "darah organisasi." Infrastruktur data diperlakukan sebagai warga negara kelas satu dan menerima investasi yang konsisten.Â
Pada saat yang sama, perusahaan secara aktif bekerja untuk meminimalkan "utang data". Hal ini juga secara rutin menyematkan ilmuwan data dalam tim pengiriman yang gesit dan memberi tim tersebut alat analisis yang kaya.Â
Praktik tersebut memberi tim pemahaman yang kuat tentang nilai finansial yang mereka ciptakan dan memungkinkan mereka menjalankan ratusan eksperimen.
Kelincahan (agility) diperlukan tetapi tidak cukup untuk membangun perangkat lunak dan pengalaman digital yang hebat. Mencapai cakrawala keunggulan berikutnya menuntut perusahaan memiliki pemahaman yang jelas tentang kesenjangan kemampuan dan komitmen untuk meningkatkan semuanya. Perusahaan teknologi telah menunjukkan caranya. Sekarang terserah para pemain lama di sektor lain untuk membuat lompatan.
Penulis,
Merza Gamal
Author of Change Management & Cultural Transformation