Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berpengalaman di dunia perbankan sejak tahun 1990. Mendalami change management dan cultural transformation. Menjadi konsultan di beberapa perusahaan. Siap membantu dan mendampingi penyusunan Rancang Bangun Master Program Transformasi Corporate Culture dan mendampingi pelaksanaan internalisasi shared values dan implementasi culture.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Membangun Budaya Risiko yang Efektif

14 September 2021   08:29 Diperbarui: 29 September 2021   07:51 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Risiko operasional akan memicu peningkatan risiko lainnya (File by Merza Gamal)

Dalam lingkungan risiko yang semakin berbahaya dan berpotensi menghilangkan pendapatan perusahaan, apalagi seperti kondisi saat pandemi Covid-19 yang seakan tiada akhir, dewan direksi perlu membantu mengarahkan perusahaan mereka menuju ketahanan dan nilai dengan menanamkan kapabilitas risiko strategis di seluruh organisasi.

Sebagian besar eksekutif perusahaan menangani risiko dengan cukup serius. Akan tetapi, para eksekutif perusahaan tidak dapat menghindari jenis krisis yang dapat menghancurkan nilai, merusak reputasi, dan bahkan menjatuhkan perusahaan seperti krisis pandemi Covid-19 ini.

Para eksekutif perusahaan telah berusaha untuk menerapkan proses dan struktur pengawasan terkait risiko yang lebih menyeluruh untuk mendeteksi dan memperbaiki pelanggaran keamanan, kesalahan operasional, dan penggeluaran biaya berlebihan jauh sebelum menjadi bencana besar.

Proses dan struktur pengawasan, meskipun penting, hanyalah bagian dari keseluruhan roda operasional. 

Beberapa organisasi telah menemukan bahwa krisis dapat terus muncul ketika mereka mengabaikan untuk mengelola sikap dan perilaku garis depan insan perusahaan yang merupakan garis pertahanan pertama mereka terhadap risiko.

Oleh karena itu, perlu dibangun budaya risiko pada setiap insan perusahaan. Budaya risiko merupakan suatu lingkungan di mana keputusan insan yang mengatur kegiatan sehari-hari setiap organisasi dibuat; bahkan keputusan yang kecil dan tampaknya tidak berbahaya bisa menjadi sangat penting.

Memiliki budaya risiko yang kuat tidak berarti mengambil risiko lebih sedikit. Perusahaan dengan budaya risiko yang paling efektif, pada kenyataannya ialah yang mengambil banyak risiko, memperoleh bisnis baru, memasuki pasar baru, dan berinvestasi dalam pertumbuhan organik. Mereka yang memiliki budaya risiko yang tidak efektif mungkin mengambil terlalu sedikit kesempatan bisnis.

Para eksekutif perusahaan saat ini menavigasi lingkungan yang kompleks yang berubah dengan kecepatan yang terus meningkat. Teknologi digital mendasari banyak perubahan. Model bisnis sedang diubah oleh gelombang otomatisasi baru berdasarkan robotika dan kecerdasan buatan yang dipercepat dengan adanya pandemi Covid-19.

Risiko operasional akan memicu peningkatan risiko lainnya (File by Merza Gamal)
Risiko operasional akan memicu peningkatan risiko lainnya (File by Merza Gamal)

Produsen dan konsumen membuat keputusan lebih cepat, dengan preferensi yang berubah di bawah pengaruh media sosial dan berita yang sedang tren. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun