Contohnya termasuk umpan balik 360 derajat dari tim, meminta pertanggungjawaban manajer untuk kejelasan tujuan dan hasil, meminta pemimpin senior menghabiskan waktu nyata untuk pendampingan, dan terkadang memperkenalkan tujuan dan hasil utama yang sejalan dengan indikator kinerja utama. Tujuan dari semua praktik ini adalah sama: memfokuskan insan perusahaan pada hasil, bukan input.
Kemampuan untuk staf tim di seluruh silo organisasi adalah fitur inti dari model tangkas (agile method). Pekerjaan virtual memungkinkan perusahaan untuk membangun tim yang setara yang diambil dari semua zona waktu dan geografi.Â
Hal tersebut memberikan perusahaan kesempatan untuk mengatasi kesenjangan talenta regional dengan memanfaatkan kumpulan talenta global. Insan perusahaan dapat menyebarkan kepada tim baru hanya dengan beralih ke layar video yang berbeda.
Peningkatan kecepatan talenta seperti hal tersebut merupakan pembeda utama bagi ketahanan organisasi dan kemungkinan akan menjadi ciri khas perusahaan pemenang di tahun-tahun mendatang.
Membangun kekuatan ini dapat memerlukan pengembangan bursa talenta internal atau pusat penempatan kembali talenta yang memudahkan insan perusahaan untuk menemukan proyek potensial.Â
Hal tersebut juga dapat berarti memberi orang fleksibilitas untuk berpindah antar proyek tanpa meninggalkan jaringan terpercaya mereka. Dan, secara kritis, itu berarti meningkatkan tingkat di mana orang dapat dilatih kembali dan ditingkatkan keterampilannya, baik dengan pelatihan formal maupun magang dan pendampingan informal.
Kembali ke kantor jangan sampai menjadi kemunduran seperti dulu. Insan perusahaan menginginkan fleksibilitas: 64 persen lebih memilih model hybrid daripada sepenuhnya di kantor (17 persen) atau benar-benar bekerja hanya dari rumah (19 persen).Â
Selanjutnya, 29 persen mengatakan mereka akan mencari pekerjaan lain jika diminta untuk kembali sepenuhnya ke kantor. Kondisi ini tidak akan menjadi "new normal" yang konkret, tetapi akan menjadi "next normal" yang akan berkembang seiring waktu ketika para pemimpin dan insan perusahaan bekerja sama untuk "belajar" tentang apa yang berhasil.Â
Sementara itu, banyak organisasi telah menyatakan untuk merangkul pekerjaan hybrid ke depan, tetapi insan perusahaan mengatakan organisasi belum menyatakan visi perusahaan pasca-pandemi secara jelas.
Secara keseluruhan, insan perusahaan sangat ingin melihat organisasi lebih menekankan pada fleksibilitas, kompensasi yang kompetitif, dan kesejahteraan setelah pandemi berakhir---dan sebaliknya.
Mereka khawatir bahwa pekerjaan di masa depan, terlepas dari apakah itu di kantor atau dari rumah, akan berdampak negatif terhadap kebutuhan tersebut.Â