Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berpengalaman di dunia perbankan sejak tahun 1990. Mendalami change management dan cultural transformation. Menjadi konsultan di beberapa perusahaan. Siap membantu dan mendampingi penyusunan Rancang Bangun Master Program Transformasi Corporate Culture dan mendampingi pelaksanaan internalisasi shared values dan implementasi culture.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Membuka Pertumbuhan Indonesia Pasca Krisis Covid-19 (Bagian-02)

21 Mei 2021   06:43 Diperbarui: 21 Mei 2021   06:49 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ke depan, diharapkan para pelancong akan, setidaknya pada awalnya, menghindari kontak langsung dalam pemesanan, perjalanan, dan bahkan menginap di tempat tujuan mereka. Mereka akan lebih memilih perjalanan yang lebih pendek ke tujuan luar ruangan dan kebijakan pembatalan yang fleksibel. Selain itu, mereka yang menginap di hotel dan akomodasi besar lainnya akan menghargai bukti nyata kebersihan dan kebersihan yang lebih baik daripada di masa lalu.

Untuk membantu sektor pariwisata pulih secepat mungkin, Indonesia harus fokus pada dua bidang penting. Pertama, mempromosikan pariwisata domestik. Bukti dari banyak pasar menunjukkan bahwa perjalanan domestik pulih lebih cepat daripada perjalanan internasional, terutama di kalangan wisatawan muda yang menganggap diri mereka tidak terlalu rentan. Di China, misalnya, perjalanan udara domestik mencapai 90 persen dari level 2019 pada Agustus 2020, sementara perjalanan internasional masih tertinggal jauh.

Berbeda dengan wisatawan mancanegara yang terkonsentrasi di Bali dan Nusa Tenggara Timur, mayoritas wisatawan domestik di Indonesia berkunjung ke Pulau Jawa. Untuk mendorong tarif pariwisata domestik, pemerintah dan operator harus mempromosikan atraksi domestik yang kurang terkenal, seperti kawasan Danau Toba di Sumatera Utara, kawasan Mandalika di Nusa Tenggara Timur, dan Pantai Likupang di Sulawesi Utara. Diskon dan insentif lainnya juga dapat membantu memicu perjalanan domestik.

Indonesia juga dapat memanfaatkan ketenangan pengunjung yang tidak disengaja untuk meningkatkan infrastruktur wisatanya. Gangguan tersebut memberikan peluang, misalnya untuk memperbaiki bandara, akomodasi, dan fasilitas lainnya. Lonjakan aktivitas digital yang dibawa oleh pandemi juga dapat digunakan untuk mempercepat adopsi teknologi baru oleh operator di sektor ini, dari sistem pemesanan online hingga analitik canggih yang dapat menawarkan informasi waktu nyata tentang aktivitas dan perilaku wisatawan.

Bersambung.....

Penulis,

Merza Gamal

Author of Change Management & Cultural Transformation

Former AVP Corporate Culture at Biggest Bank Syariah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun