Ke depan, diharapkan para pelancong akan, setidaknya pada awalnya, menghindari kontak langsung dalam pemesanan, perjalanan, dan bahkan menginap di tempat tujuan mereka. Mereka akan lebih memilih perjalanan yang lebih pendek ke tujuan luar ruangan dan kebijakan pembatalan yang fleksibel. Selain itu, mereka yang menginap di hotel dan akomodasi besar lainnya akan menghargai bukti nyata kebersihan dan kebersihan yang lebih baik daripada di masa lalu.
Untuk membantu sektor pariwisata pulih secepat mungkin, Indonesia harus fokus pada dua bidang penting. Pertama, mempromosikan pariwisata domestik. Bukti dari banyak pasar menunjukkan bahwa perjalanan domestik pulih lebih cepat daripada perjalanan internasional, terutama di kalangan wisatawan muda yang menganggap diri mereka tidak terlalu rentan. Di China, misalnya, perjalanan udara domestik mencapai 90 persen dari level 2019 pada Agustus 2020, sementara perjalanan internasional masih tertinggal jauh.
Berbeda dengan wisatawan mancanegara yang terkonsentrasi di Bali dan Nusa Tenggara Timur, mayoritas wisatawan domestik di Indonesia berkunjung ke Pulau Jawa. Untuk mendorong tarif pariwisata domestik, pemerintah dan operator harus mempromosikan atraksi domestik yang kurang terkenal, seperti kawasan Danau Toba di Sumatera Utara, kawasan Mandalika di Nusa Tenggara Timur, dan Pantai Likupang di Sulawesi Utara. Diskon dan insentif lainnya juga dapat membantu memicu perjalanan domestik.
Indonesia juga dapat memanfaatkan ketenangan pengunjung yang tidak disengaja untuk meningkatkan infrastruktur wisatanya. Gangguan tersebut memberikan peluang, misalnya untuk memperbaiki bandara, akomodasi, dan fasilitas lainnya. Lonjakan aktivitas digital yang dibawa oleh pandemi juga dapat digunakan untuk mempercepat adopsi teknologi baru oleh operator di sektor ini, dari sistem pemesanan online hingga analitik canggih yang dapat menawarkan informasi waktu nyata tentang aktivitas dan perilaku wisatawan.
Bersambung.....
Penulis,
Merza Gamal
Author of Change Management & Cultural Transformation
Former AVP Corporate Culture at Biggest Bank Syariah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H