Faktanya, salah satu pendiri Twitter Evan Williams telah menjelaskan bahwa, secara umum, aturannya adalah berbuat lebih sedikit. Kami tidak dapat meramalkan bagaimana kondisi yang tidak pasti akan terungkap atau bagaimana sistem kompleks akan berkembang, tetapi kami dapat melakukan eksperimen yang bijaksana untuk mengeksplorasi kemungkinan.
Demikian pula yang terjadi saat kelahiran Emirates Airline. Dubai merupakan pusat transit utama, dan perkembangannya sangat luar biasa. Selama pertengahan 1980-an, Gulf Air (maskapai penerbangan regional di kawasan itu pada saat itu) mulai mengurangi layanannya ke kota. Dihadapkan dengan kemungkinan ratusan penumpang terlantar dalam jangka pendek, dan ancaman penurunan jangka panjang, pemerintah mencoba sesuatu yang baru.Â
Dengan sedikit dana tambahan, maskapai ini menyewa dua pesawat dengan awak dari maskapai lain dan mengubah beberapa jet dari armada kerajaan untuk penggunaan komersial. Pada waktunya, Emirates Airline yang masih muda terbang tinggi. Lalu lintas melalui Bandar Udara Internasional Dubai mengunggulkan industri pariwisata lokal dan kargo dengan platform logistik.Â
Hal ini pada gilirannya menarik lebih banyak lalu lintas dalam apa yang menjadi siklus yang sangat baik. Bahkan pendiri maskapai yang paling optimis sekalipun tidak dapat membayangkan bahwa Emirates Airline akan menjadi raksasa industry, atau bahwa Dubai akan menjadi bandara penumpang internasional tersibuk di dunia.
Di Indonesia, kita mengenal sosok pengusaha legendaris bernama Bob Sadino dengan nama lengkap Bambang Mustari Sadino. Beliau merupakan salah satu pengusaha sukses yang sempat mengalami jatuh-bangun sebelum akhirnya menorehkan kesuksesan besar. Setelah sekitar sembilan tahun menjadi pegawai, Bob memutuskan untuk berhenti dan banting setir menjadi pengusaha.Â
Usaha pertama yang dirintisnya adalah bisnis penyewaan mobil, dengan hanya bermodalkan satu mobil Mercedes dan ia supiri sendiri. Namun karena musibah kecelakaan yang menimpanya saat mengemudikan mobil yang disewakannya itu, bisnis itupun berhenti di tengah jalan. Tidak putus semangat, ia kemudian beralih profesi sebagai buruh bangunan yang dibayar dengan upah harian.
Saat menjadi kuli tersebut, ia melihat adanya peluang bisnis yang lain, bisnis ternak ayam dan telur ayam negeri. Dengan modal pinjaman tetangganya, akhirnya Bob mulai menjalankan bisnis tersebut. Awalnya, Bob menawarkan sendiri dagangannya dari rumah ke rumah di wilayah sekitar tempat tinggalnya, terutama kepada para ekspatriat, di bilangan Kemang, Jakarta Selatan.Â
Bisnis telurnya tersebut akhirnya berbuah manis dan ia mengembangkan sayap dengan menjual daging dan sayuran hidoponik. Berkat keuletannya, bisnis tersebut sukses dan ia pun mendirikan Kem-Chicks, supermarket ternama yang menjual berbagai macam produk peternakan dan pertanian. Meski sudah sukses, ia tetap tampil sederhana dan kerap kali melayani sendiri para pelanggannya seperti keluarganya sendiri.
Selain Bob, ada pula sosok wanita pengusaha sukse yang sempat menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan RI tahun 2014-2019, yaitu Susi Pudjiastuti. Beliau adalah seorang pengusaha yang terkenal tegas. Ia merintis bisnisnya di bidang perikanan dan kemudian maskapai penerbangan dari nol.
Setelah memilih untuk berhenti sekolah sebelum lulus SMA, ia memulai usahanya sebagai pedagang pakaian dan bed cover. Setelah melihat potensi wilayah tempat tinggalnya, Pangandaran, sebagai penghasil ikan, Susi lantas memanfaatkannya sebagai peluang bisnis dan beralih ke usaha perikanan. Dengan modal hanya Rp750 ribu hasil dari menjual perhiasannya, ia mulai membeli ikan dari tempat pelelangan dan memasarkannya ke sejumlah restoran.Â
Setelah sempat tersendat, bisnis Susi akhirnya berhasil menguasai bursa pelelangan ikan di Pangandaran dan bahkan kemudian merambah ke ekspor ikan dan lobster. Bisnis maskapai penerbangannya juga berawal dari bisnis perikanan tersebut. Untuk mengatasi masalah pengiriman ikan yang lambat apabila lewat darat atau laut, Susi membeli sebuah pesawat dari pinjaman bank untuk pengangkutan produk lautnya, yang kemudian berkembang menjadi armada maskapai penerbangan Susi Air yang melayani rute pedalaman dan carter.