5. Kelelahan organisasi.Â
Dalam ketidakpastian yang ekstrim, organisasi biasanya tidak dapat kembali ke bisnis seperti biasa untuk waktu yang lama, terkadang bertahun-tahun. Hal ini membuat para leader dan timnya menghadapi risiko kelelahan dalam menghadapi perubahan yang konstan dan tampaknya tidak pernah berakhir. Krisis dapat membangkitkan manajer senior dan karyawan perusahaan pada fase awalnya. Tapi begitu adrenalin itu memudar, ketidakpastian yang terus berlanjut menjadi melemahkan. Paling buruk, hal itu dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik, menyebabkan kerugian besar bagi efektivitas organisasi, dari penurunan daya tanggap hingga penurunan kualitas kerja secara keseluruhan.
Kondisi yang dialami PT Blue Bird Tbk Noni Purnomo saat pandemi Covid-19 menghantam bisnis transportasi bisa menjadi contoh. Angin segar di awal tahun tiba-tiba sirna ketika pandemi Covid-19 terjadi. Februari 2020, revenue Blue Bird lebih baik dibandingkan tahun lalu, tetapi ternyata pada bulan Maret langsung turun 50%, bulan April kembali turun hingga 70%. Jadi Blue Bird benar-benar menghadapi suatu krisis yang real. Namun demikian, manajemen Blue Bird tetap berupaya survive di tengah ketidakpastian tersebut.
Menurut Direktur Utama Blue Bird, Noni Purnomo dalam sebuah Stadium Generale, mengapa harus tetap survive? Karena perusahaan mempunyai tanggungan 40.000 pengemudi dan karyawan, dan juga pelanggan yang setiap hari harus tetap melakukan perjalanan karena tugasnya sehingga Blue BIrd tetap bisa melayani, meskipun jumlah armada jauh berkurang.
Blue Bird, selain menerapkan manajemen krisis dalam operasional perusahaan, juga mempersiapkan keberlanjutan bisnis, sehingga kelak jika pandemi berakhir, Blue Bird tidak kehabisan napas dan tak mampu lagi bersaing. Oleh karena itu hal yang paling penting adalah bagaimana caranya Blue Bird bisa me-manage crisis yang ada sekarang, sekaligus pada saat yang sama preparing for the future.
Manajemen Blue Bird juga mempelajari perubahan perilaku pelanggan. Meminimalisir sentuhan dalam layanan akan jadi kewajiban di masa depan. Blue Bird mengembangkan payment yang mengarah kepada cashless, baik itu dengan cara QRIS, menginstal banyak EDC sehingga pelanggan yang mempunyai app dan tidak punya QRIS masih bisa menggunakan credit card.
***
Penulis,
Merza Gamal
Author of Change Management & Cultural Transformation
Former AVP Corporate Culture at Biggest Bank Syariah