Sekilas, monumen Mac Arthur yang dibangun disini tampak biasa saja. Namun monumen ini mempunyai nilai sejarah yang penting. Monumen ini merupakan simbol peringatan bahwa Jayapura (dulu Hollandia) pernah dikuasai oleh Amerika Serikat di bawah pimpinan Jendral Douglas Mac Arthur dan para sekutunya pada perang dunia kedua.
Saat Perang Dunia II, Jayapura menjadi markas pertahanan Amerika Serikat dan sekutunya untuk menetralisir pertahanan Jepang di Rabaul, Papua Nugini.
[caption id="attachment_334064" align="aligncenter" width="300" caption="Dokumentasi di Museum Mac Arthur"]
Jendral Mac Arthur adalah seorang sosok yang akhirnya kembali berjaya setelah dipecundangi oleh Jepang pada tahun 1941 di Pearl Harbour. Dia pun mundur dari Fillipina, namun atas kekalahannya, beliau mengikrarkan janji yang terkenal hingga kini “I Shall return” yang dalam bahasa Indonesia berarti “Aku akan kembali.”
Ucapannya tak sekedar janji hambar, tapi dia benar-benar kembali dengan strategi perangnya yang kembali membuatnya berjaya dengan nama strategi perang lompat katak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H