Selain itu, Agus memberikan perhatian khusus saat sapi-sapinya akan melahirkan. "Kami memonitor tanda-tanda melahirkan, seperti perilaku yang berubah dan kemunculan cairan ketuban, untuk memastikan proses kelahiran berjalan lancar," tambahnya.
Dalam keseharian, Agus dan timnya mengatur jadwal makan sapi dengan ketat. "Pagi, siang, dan sore, kami memberikan konsentrat dan pakan pokok untuk memastikan sapi-sapi kami mendapatkan gizi yang cukup," paparnya.
Dengan menjaga kualitas hidup hewan ternaknya, Agus yakin bahwa kualitas hasil dari peternakannya juga akan meningkat. Hal ini terbukti dengan kualitas sapi-sapi yang dihasilkan, baik dari segi daging maupun nilai ekonomisnya. Agus tidak hanya fokus pada penjualan sapi dewasa, tetapi juga pada pembiakan dan peningkatan mutu sapi-sapi jantan dan betina dalam budidaya sapi Limosin.
Komitmen Agus terhadap keberlanjutan pertanian dan kualitas produknya memunculkan harapan bahwa lebih banyak lagi generasi muda yang akan terinspirasi untuk mengembangkan peternakan sapi yang lebih berkelanjutan di masa depan. Melalui dedikasinya, Agus menegaskan bahwa peternakan sapi bukan hanya bisnis, tetapi juga panggilan untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H