Mohon tunggu...
Mery Sitorus
Mery Sitorus Mohon Tunggu... Lainnya - Freelance

Suka membaca komik dan artikel ringan . Dan aku ini wanita loh..karna Bondol sering di kira cowok ...🤭

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Minyak Goreng dan Polemiknya

16 November 2021   12:22 Diperbarui: 16 November 2021   13:08 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Minyak goreng adalah salah satu bahan yang dibutuhkan pada saat masak memasak. 

Orang lain mungkin bisa menggunakan minyak jagung dan bahkan minyak zaitun yang mahal itu ,tapi tidak dengan dapur rumah ku yang minimal secara finansial .

Kami biasa nya hanya bisa membeli minyak goreng kemasan gelas yang entah apa merk nya, dan itu yang kami sanggup beli, supaya bisa membeli lauk pauk nya . 

Dan sekarang ini di bulan Oktober 2021 ini harga minyak goreng sedang tidak bersahabat dengan ku dan masyarakat juga ,tentu nya. Mengapa ?. karna yang biasa nya 7500/setengah liter, dan sekarang menjadi 9000/setengah liter .

Kenaikan harga minyak goreng itu terjadi entah karna faktor akhir tahun semata atau faktor lain nya.

Menurut informasi yang beredar di kompas.com (kompascom) tanggal 25 Oktober 2021 ,harga minyak goreng mengalami kenaikan : 

  • karna produksi Minyak nabati dunia termasuk Indonesia sedang mengalami penurunan dan 

  • karna tidak ada nya hubungan antara industri minyak goreng dengan Produsen CPO (perkebunan sawit) " , sehingga para Industri minyak goreng selalu mengikuti harga dari CPO CIF Rotterdam (harga dari bursa internasional)

Bagaimana bisa di jaman digitalisasi ini hubungan antara Industri minyak goreng dengan Perkebunan sawit belum terjalin ?. 

Dan mengapa kita harus mengikuti harga dari bursa internasional itu ?. 

Kalau Bank BCA saja bisa SPLIT Harga Saham nya untuk supaya menarik kaum muda mileneal untuk berinvestasi di Bank BCA. Lalu mengapa kita sebagai pengekspor minyak sawit tidak bisa SPLIT harga minyak goreng untuk di dalam negeri kita sendiri ?. Pasti bisa ,bukan. 

Dengan mendahulukan kebutuhan dalam negeri ketimbang luar negeri pasti nya ,harga minyak goreng itu bisa lebih stabil. 

Dan semoga ke depan nya Industri minyak goreng dan Produsen CPO (Perkebunan penghasil Minyak sawit ) memiliki kerjasama nya dan bisa ikut menstabilkan harga minyak goreng di pasaran dalam negeri.

Yang pasti masyarakat akan lebih senang dengan harga minyak goreng yang terjangkau dan murah, bukan. 

Minyak goreng dari kelapa sawit itu memang selalu memiliki polemik nya sendiri ,entah karna cara pengolahan nya yang mesti di bakar , dan polemik harga yang mengikuti CIF CPO Rotterdam itu dan polemik pengganti minyak goreng dari bahan dasar lain .

Pemerintah sekarang ini sedang membuka Lahan tanpa Bakar (PLTB ) dengan mengunakan ameliorasi menggunakan kapur sebagai penganti abu hasil pembakaran ( dilansir dari kepala balai penelitian tanah  Dr. Ladiyani Retno Widawati ,Msc beserta tim peneliti nya.

Ada banyak memang yang membahas minyak goreng berbahan dasar dari apel , alpukat ,bunga matahari ,pohon zaitun dan lain nya , tapi tetap yang murah meriah itu Minyak goreng dari kelapa sawit. 

Paling tidak ,ada 17 kegunaan kelapa sawit itu (menurut the palm scribe  5 juli 2019 )., Lima di antara nya saya sebutkan di bawah ini : 

  1. Sebagai bahan baku minyak goreng

  2. Sebagai oli pelumas

  3. Bahan pembuatan berbagai makanan (mentega ,es krim, coklat ,berbagai kue kering )

  4. Bahan pembuatan kosmetik (lotion ,Pomade rambut ,pasta gigi ,sabun, shampoo )

  5. Bahan baku pembuat cat,dan lain lain nya.

Kalau ada 17 kegunaan dalam kelapa sawit itu artinya masih sangat di butuhkan dalam masyarakat kita ini

Dan semoga ke depannya minyak goreng dari kelapa sawit bisa lebih stabil dalam harga nya , dan stabil dalam pasokan nya . Semoga. Penulis  Mery Sitorus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun