Mohon tunggu...
Merva
Merva Mohon Tunggu... -

Lebih Baik Segenggam Beras Ditangan, Daripada Sekantung Gandum Diangan-angan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hipnotis Cinta

14 Oktober 2016   07:47 Diperbarui: 14 Oktober 2016   07:56 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“eh Mas Cuker, Kaget aku mas… ini lho mas, aku mau pesan kulupan sama nasi jagung. Minumnya teh dawet aja ben seger” jawabku polos.

“waduh. Sepertinya makanan itu nggak ada di menu resto ini mbak, bagaimana kalau saya aja yang pesan dan kita nikmati berdua?"

"Boleh mas."

"bagaimana jika steak wagyu dan spaghetti minumnya cukup tropical wine..?”

“wow, restoran ini hebat yo mas jualan wagyu juga, kalau nggak salah wagyu itu sapi jepang yang mendapatkan perlakuan istimewa dari peternaknya, suka dipijit-pijit dan dikasih minum sake. Jelek-jelek begini mbah saya kan bekas penjajah jepang lho Mas Cuker, jadi saya juga diajarin beternak sapi wagyu. Berhubung di daerah saya enggak ada sake ya saya buatin badeg dari airnya ketan hitam, trus saya minumkan biar sapinya lemes dan rileks. Tapi ngomong-ngomong uang saya tinggal dua puluh tujuh ribu lima ratus lho mas, semoga cukup untuk membayarnya ya?” entah apa yang membuatku begitu enjoy ngobrol ngalor ngidul ngetan ngulon bersama lelaki yang beberapa menit lalu ku kenal ini.

“wah nggak nyangka ternyata kamu pintar juga ya, ah urusan itu ngga usah dipikir, kebetulan Saya baru dapat hibah miliaran rupiah dari orang kaya tetangga kampung, jangankan makanan, mobil atau rumahpun bisa saya berikan. Asal mbak mau….”

“asal mau kerja keras tho mas… ah mas Cuker ini mirip bapak saya aja, suka kasih wejangan ini dan itu” ku lihat ekspresi masam di wajah pria tampan di hadapanku ini, apakah ada yang salah dikalimatku ya? atau atau atau…?

Ah sejujurnya aku merasa aneh, baru saja aku mengenalnya dan kami sudah bercuap-cuap seakan kami adalah sahabat lama yang dipertemukan kembali.

Dan lagi-lagi aku merasa tak perduli, aku merasa bahwa kami adalah dua kutub magnet yang sama-sama dipertemukan begitu saja. Hingga aku tak perlu menyembunyikan apa-apa darinya. Aku merasa 'telanjang' di depannya.

Bila ini kedengarannya terlalu janggal katakan saja bahwa mungkin aku telah terhipnotis oleh tepukan tangannya di bahuku, sehingga membuat aku terus memikirkannya sepanjang waktu, di setiap helaan nafasku, dan 1 pintaku ke gusti Allah tepat di hari ulang tahunku hari ini, 14 oktober 2016, aku berharap kepalaku bisa berbaring di dadanya di setiap tidur malamku.

14 Oktober 2016
Karangploso, Malang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun