Sekali lagi mbak sekali lagi… satuuu…. Duaaa…. Tiiiiga… Pissss… |*jepret*|
sekali lagi mbak sekali lagi… |*jepret*|
sekali lagi mbak sekali lagi… |*jepret*|
sekali lagi mbak sekali lagi… |*jepret*|
sekali lagi mbak sekali lagi… |*jepret*|
Tiba tiba seseorang menepuk pelan bahuku “mbak sini mbak, biar saya yang mengantikan mbak” Ujar laki-laki ramah (rajin menjamah) didepanku
“oh iyah, semua meja telah terisi, jika berkenan gabung saja di meja saya nomor 008” lanjutnya sambil menunjuk sebuah sofa warna biru di salah satu pojok ruangan.
Ntah kenapa kali ini aku tak bisa menolak tawaran lelaki tampan yang wajahnya mirip Jason Statham dihadapanku. Sambil mengangguk dan tersenyum kecut segera kuputar badanku menuju meja yang ditunjuknya tadi. tak ku pedulikan teriakan di belakangku “Huuu… Cuker Modus… Cuker Modus… “
Langkahku gontai menuju meja 008 disudut ruangan. “Entah hapa-hapalah yang mereka pikirkan, lah moso baru saja masuk langsung disuruh jeprat-jepret” gumamku dalam hati, Huuft…. Syebelll...
kuhempaskah tubuhku di atas sofa empuk warna biru itu, pegal yang mendera rasanya belum cukup hilang jika hanya sekedar menyandarkan punggungku saja. Aku langsung berniat memesan beberapa menu yang sesuai dengan selera ndesoku.
“mau pesan menu apa mbak?” sapanya lembut sambil menepuk kembali bahuku dari belakang.