Mohon tunggu...
I Ketut Merta Mupu
I Ketut Merta Mupu Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendamping Sosial PKH Kementerian Sosial RI

Alumni UNHI. Lelaki sederhana dan blak-blakan. Youtube : Merta Mupu Ngoceh https://youtube.com/@Merta_Mupu_Ngoceh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mimpi Sebagai Penunjang Mengambil Keputusan

28 Desember 2017   20:54 Diperbarui: 28 Desember 2017   21:32 1827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya tersadar kemudian. Saya sempat sedih dengan mimpi ini karena hal ini pertanda kurang baik, yaitu dipecat, maknanya dijauhi Bhatara Hyang Guru (makna guru/kepala asrama). Tetapi yang menarik adalah merasa bahagia dipecat karena akan ada bukaan CPNS. Saya curiga, jangan-jangan beneran akan ada bukaan CPNS, tetapi kapan? Esok malamnya saya mimpi singkat setelah menelusuri berita bukaan CPNS di internet, siapa tahu sudah ada bukaan CPNS. Dalam mimpi itu mendengar keributan di luar kos. 'Agustus-agustus' kata orang yang ribut di luar.

Dari dua mimpi tersebut saya maknai bulan Agustus akan ada bukaan CPNS. Sebulan kemudian ternyata beneran ada pengumuman bukaan CPNS Kemenkumham, hanya saja di awal September. Setelah baca pengumuman secara detail, saya tidak begitu tertarik meski saya lulusan hukum, merasa tidak mampu untuk itu. Soalnya sudah pernah ikut tes CPNS di tingkat provinsi tetapi nilai hanya standar. Dari situ saya mulai paham maksud mimpi kehilangan ijazah dan dipecat, akhirnya saya memutuskan untuk tidak mendaftar.

Setelah memutuskan tidak mendaftar saya mimpi lagi, mimpinya membuat saya berharap mendapat pekerjaan bergengsi. Dalam mimpi itu saya luntang-lantung di Denpasar. Adalah seorang ibu pejabat berbaik hati mengajak saya ke rumahnya untuk menjadi pembantu. Saat mau masuk ke rumahnya saya membaca di tembok depan rumahnya, 'Kementerian Agama'. Rumahnya megah bertingkat tiga dan mewah. Disana saya bekerja menghaturkan persembahan setiap hari. Suami ibu itu ternyata seorang pengacara. Saya pun dijadikan asisten pengacara.

Suatu hari, terjadilah kasus penusukan yang dilakukan oleh salah satu keluarga saya (keluarga dari ibu). Orang yang ditusuk dari Kintamani. Kasus ini diselesaikan diluar pengadilan. Ada banyak keluarga saya yang datang ke rumah bos saya. Mereka pun kaget dan senang saya bekerja menjadi asisten pengacara. Apalagi keluarga sedang tersangkut kasus hukum. Bos saya memutuskan pelaku (keluarga saya) diwajibkan untuk membayar denda ganti rugi sebagai ganti hukum kurungan selama 6 bulan. 

Dalam surat putusan itu berisi kolom 'keterangan' yang harus diisi oleh  saksi yaitu bapak saya. Entah bagaimana pemikiran sepupu saya, dia menyuruh bapak saya untuk mengisi keterangan -tidak setuju-. 'Jangan disetujui.. diisi tidak setuju keterangannya' ujarnya. Lalu bapak saya menulis keterangan sebagaimana anjuran sepupu saya. Tiba-tiba suasana sudah berubah. Seperti sudah berlalu beberapa hari. Saya berada di depan rumah bos bersama Ayu S (teman sekampus waktu S1). Kami bergegas masuk karena pintu rumah bos yang megah dan mewah akan terkunci otomatis.

Kami pun berhasil masuk berdua, sedangkan teman saya lagi satunya KA tidak bisa masuk karena telat datang (ingatnya kami bertiga menjadi asisten pengacara). Lalu saya buka facebook, teman saya KA mentag saya dengan cerita lucu terlambat masuk rumah bos. Anehnya nama saya berubah menjadi kata 'Materai'.

Akhirnya terbangun dari mimpi dan mencatat kronologi mimpinya di HP, siapa tahu mimpi ini bercerita apa adanya. Yang menjadi perhatian saya adalah kata 'Kementerian Agama' dan 'Materai'. Walau dalam tradisi mimpi menjadi pembantu pertanda tidak baik, namun dalam konteks ini saya anggap baik karena ada kata 'materai' sehingga maknanya berkaitan dengan pekerjaan. Saya menduga-duga bahwa saya akan mendapat pekerjaan di Kementerian Agama di Denpasar. Setelah direnungkan beberapa hari yang menjadi pemikiran saya surat keputusan berisi keterangan 'tidak setuju'. Dan saya mencoba menelusuri situs kementerian agama, siapa tahu ada lowongan disana, sayangnya tidak ada.

Sekitar tiga minggu kemudian di rumah menjelang pagi saya mimpi mendengar ada laki-laki muda berbicara 'Kementerian agama'. Siangnya saya buka internet ada berita pengumuman bukaan CPNS periode II. Berita pertama yang saya buka lowongan di kementerian agama. Setelah download pengumuman, saya tidak memenuhi persyaratan. Lowongan di kementerian agama syaratnya S2. Lalu saya cari di kementerian lain, ada yang sesuai dengan titel saya namun tidak tertarik, tidak sesuai dengan bakat. Dan disinilah saya paham betul maksud keterangan 'tidak setuju' dalam mimpi. Akhirnya saya tidak mendaftar meski yang lainnya ramai daftar CPNS. Tetapi yang menjadi pertanyaan saya, kenapa ada kata materai di akhir cerita mimpi, bukankah itu pertanda adanya peluang pendaftaran berisi materai berkasnya? Sekira lima hari kemudian mimpi lagi, bahkan mimpinya bertingkat.

Ceritanya saya belajar di sekolah dasar bersama teman-teman saya seangkatan. Kembali jadi siswa SD. Hari ini kebetulan tidak ada guru yang mengajar. Teman saya ramai-ramai menunjuk saya untuk menjadi guru sementara, karena saya dianggap sudah mampu. Saya pun mau karena merasa sudah bisa. Kebetulan materi yang saya ajarkan adalah ilmu sosial yaitu sejarah dan PPKN (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan). Saya suka pada kedua bidang ini.

Lalu saya terbangun dari mimpi. Dan tiba-tiba sudah ada di dekat rumahnya Wa Dadi. Disana saya berjalan bersama bapak saya. 'Bisa jadi makna mimpi kamu itu pertanda akan ada bukaan CPNS' ujar bapak saya. Kemudian dalam sedetik sudah berada di kamar suci rumahnya Wa Dadi yang telah almarhum (telah menjadi dewa hyang). Di kamar suci itu saya melihat banten pejati berjejer.

Saya pun tersadar total. Ternyata mimpi saya bertingkat, mimpi dalam mimpi. Mimpi kali ini bagi saya sangat berbeda dari sebelumnya. Kali ini sangat yakin bahwa mimpi ini tentang pekerjaan yang akan saya pilih. Dan saya langsung berkaul (mesesangi). 'Ratu sesuhunan titiang, apapun pekerjaan yang dimaksud, bila saya berhasil mendapat pekerjaan ini saya akan menghaturkan pejati di pura 1. .. 2. ... dst.' Berkaul demikian karena dalam mimpi saya melihat banten pejati. Juga berkaul kepada Dewa Hyang (leluhur).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun