Mohon tunggu...
I Ketut Merta Mupu
I Ketut Merta Mupu Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendamping Sosial PKH Kementerian Sosial RI

Alumni UNHI. Lelaki sederhana dan blak-blakan. Youtube : Merta Mupu Ngoceh https://youtube.com/@Merta_Mupu_Ngoceh

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kisah Pilu Tsunami Danau Batur

21 Januari 2017   16:31 Diperbarui: 21 Januari 2017   17:18 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Sagitabalirekking

Orang yang menyiksa mayat sangatlah besar dosanya. Ala dahat kojarnia. Keturunan dari keluarga ini kena imbasnya, keturunannya ikut menderita; ngrebeda ke anak cucunya. Pernah beberapa tahun lalu anak cucunya mapeluas. Katanya, anak cucunya menderita akibat perbuatan leluhurnya. Sugra pakulun, geng sinampura tiang membicarakan perbuatan orang yang telah tiada.

Keturunan Peramal

Ayahnya nenek tinggallah bertiga; Kumpi Dangka Nastri, Kumpi Mangku Minta dan Kumpi Kraman Panci (Kumpi Kraman Urip). Kumpi Mangku Minta tidak memiliki keturunan (bekung) lalu mengangkat sentana (anak) dari luar bacakan yaitu I Minta, berasal dari keluarga pekak Damir, menurunkan Jero Artawan, I Supaya dan Ni Jero Suriani. Kumpi Kraman Urip menurunkan Jero Urip dan Jero Putu Lanang. Kumpi Dangka Nastri anak-anaknya 4 orang, meninggal muda tiga orang, perempuan dan laki-laki.

Tinggalah satu anak perempuan yaitu Ni Nastri yang kemudian menjadi Dangka Nastri (nenek saya). Karena tidak memiliki anak laki-laki maka Ni Nastri mencari suami dengan majujuk muani (nyentana), mengambil Dangka Otel (kakek saya) dari bacakan keluarga di Buluh. Kakek dan nenek mamindon (saudara tingkat tiga atau saudara setelah saudara sepupu). Pernikahannya terbalik benar daripada umumnya; pihak pengantin perempuan menjemput pengantin laki-laki. Dangka Otel-Dangka Nastri menurunkan 6 orang anak. 3 laki-laki, tiga perempuan. Yang laki-laki; Jero Otel, Jero Lan Distrik dan Jero Mangku Artajaya. Jero Lan Distrik (Gurun Ariani) menurunkan 4 anak. 2 perempuan, 2 laki-laki; I Nyoman Pertas dan I Ketut Merta Mupu. Hiks!

Kembali ke cerita Kumpi Dangka Nastri. Beliau adalah orang yang senang bertapa, dari pertapaannya itu mendapatkan anugerah berupa Sabuk sakti. Ketika sedang bertapa, muncullah kain kasa putih merajah memanjang, lalu berubah menjadi ular, kemudian menjadi Sabuk. Bila sabuk ini dipakai dalam keadaan marah, pohon-pohon yang dilalui hangus terbakar. Sabuk ini juga membuat beliau berwibawa dan menarik di mata wanita. Banyak gadis-gadis yang ditemui meminta untuk dinikahinya, tetapi ditolak. Setelah puluhan tahun, ada orang yang menceritakan bahwa sabuk itu terlalu kuat energinya, itulah sebabnya semua anak-anaknya meninggal muda. Dikembalikanlah Sabuk sakti tersebut. Setelah itu, kemudian melahirkan seorang anak perempuan yaitu nenek saya. Dapat dikatakan terputuslah benih-benih kesaktian dari garis keturunan di atas.

Hari kematian ayahnya nenek sudah diketahui bertahun-tahun sebelum kematian. Beliau kalah perang tanding di alam niskala (alam gaib). Beliau berjanji mau berpulang ke alam sana ketika memiliki cucu pertama, pada saat cucu pertama baru bisa jalan. Ketika hari itu telah tiba, beliau berpesan bahwa agar beliau mendapat tempat di alam sana, saat mau mengeluarkan jenazah dari rumah, hendaklah mayatnya diseret melewati 'kampiah' rumah. Demikian permintaannya. Sedih saya mendengar cerita nenek, ternyata kematian Kompyang demikian tragis. Sedihnya lagi, bapak saya juga sering berpesan seperti itu; kapan bapak saya kalah perang di alam niskala, pada saat itulah akan diketahui kematiannya. Sampai saat ini bapak saya tak pernah kalah perang tanding di alam gaib. Ternyata masih mengalir darah pertapa dari Kompyang ke bapak saya.

Melihat garis keturunan ke atas, ternyata Ayahnya nenek memiliki ibu seorang peramal, populer dipanggil Kumpi Tenungan (Kumpyang Peramal). Kata nenek, bila ada orang kehilangan, lalu meminta petunjuk ke Kumpi Tenungan, beliau biasa menyebut nama pencurinya, menyebut tempat barang disembunyikan. Akibatnya jarang terjadi pencurian. Meski perempuan beliau bahkan bisa berjalan di dasar danau, berjalan di cabang pohon enau. Beliau juga mampu meramal kejadian yang akan dialami seseorang, seperti pernikahan, perceraian dan lain sebagainya. Demikian pula bila ada memasang ilmu hitam, cetik, dsb, beliau menyebutkan orang yang berbuat jahat. Sedihnya, sebelum beliau bisa seperti itu, awalnya hidupnya agak gila.

Konon katanya ada yang meramalkan bahwa Kumpi Tenungan telah menitis (reinkarnasi) ke salah satu keturunannya. Entah benar atau tidak, belum terlihat ada anak perempuan yang memiliki kemampuan gaib di keluarga besar saya. 

In memori 22/12/16

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun