Mohon tunggu...
I Ketut Merta Mupu
I Ketut Merta Mupu Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendamping Sosial PKH Kementerian Sosial RI

Alumni UNHI. Lelaki sederhana dan blak-blakan. Youtube : Merta Mupu Ngoceh https://youtube.com/@Merta_Mupu_Ngoceh

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Mendoakan Orang Lain Lebih Mudah Terkabul

27 Januari 2016   19:39 Diperbarui: 28 Januari 2016   18:04 1259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keadaannya bisa terbalik, ketika melihat orang yang bisa meraih apa yang diinginkan lalu orang itu menjadi sombong dan takabur, bisa-bisa kita sumpahi melalui doa tanpa sadar hingga itu benar-benar terjadi. Terlebih lagi apabila kita dipandang sebelah mata hanya karena mereka merasa sudah sukses. Tak jarang orang suskses terjun bebas karena kesombongannya, barangkali banyak orang mendoakan agar bangkrut.

Kalau kita perhatikan, orang-orang sukses yang bisa bertahan dalam kesuksesannya bahkan bisa melambung tinggi ternyata karena kemurahan hatinya. Seperti rajin menolong orang yang kesusahan atau kurang mampu; bersedekah, tetap ramah pada orang lain dan sebagainya. Jika orang kaya pelit, kekayaannya hanya itu-itu saja, dan celakanya orang kaya yang pelit biasanya sakit berat seperti stroke, jantungan, dan sejenisnya. Bahkan tidak merasa bahagia meski banyak harta. Bisa kalah kebahagiaannya dengan orang miskin.

Kalau kita renungkan, keadaan-keadaan yang bisa membuat seseorang mendoakan kita kepada hal-hal baik dapat kita desain, terutama dalam lingkup keluarga, karena dalam lingkup ini ikatan batin begitu kuat sehingga kita mudah mendoakannya. Misalnya, agar seorang anak bisa didoakan oleh orang tuanya, maka sang anak harus hormat kepada orang tuanya, kepada kakek-neneknya. Demikian sebaliknya, seorang ibu atau ayah, memberikan kasih sayang yang tulus kepada anaknya, maka sang anak pasti akan mendoakan orang tuanya.

Yang marak terjadi saat ini, justru orang tua senang sekali mengutuk anaknya. Apa yang diperbuat oleh anaknya yang membuat ayah atau ibunya sakit hati, maka ibu atau ayahnya mengutuknya agar nanti suatu saat anaknya mendapat perlakuan yang sama oleh keturunannya. Kata-kata orang tua seperti itu walau kedengarannya sepele tetapi mudah terjadi, mudah terkabul, meskipun bukti kutukannya terjadi dalam waktu sekian lama. Dimana anaknya kelak sering diperlakukan dengan tidak hormat oleh keturunannya. Apakah orang tua tidak sedih nanti apabila melihat anak sendiri hidup menderita?

Keadaan seperti itu tak ubahnya seperti kisah Drupadi yang didoakan pada hal-hal yang tidak baik oleh ayahnya, Raja Drupada. Dimana Drupadi mengalami hal-hal yang sangat menyedihkan akibat kata-kata ayahnya saat marah dan menolak kehadiran Drupadi saat kecil.

Memahami hal yang demikian sudah seharusnya orang tua tetap sabar ketika seorang anak terlihat nakal, tidak hormat kepada orang tua. Demikian sebaliknya, seorang anak selalu berusaha untuk menghormati orang tuanya agar terhindar dari kutukan yang bukan-bukan. Begitu juga apabila kita diremehkan, dicaci maki atau dimarahi oleh orang lain sebaiknya berusaha tetap sabar agar kita tidak terseret pada hal-hal yang tidak diinginkan dengan menyumpahi orang lain.

 

Sebelumnya Ilmu Sihir Turunan Atharva Veda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun