Mohon tunggu...
I Ketut Merta Mupu
I Ketut Merta Mupu Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendamping Sosial PKH Kementerian Sosial RI

Alumni UNHI. Lelaki sederhana dan blak-blakan. Youtube : Merta Mupu Ngoceh https://youtube.com/@Merta_Mupu_Ngoceh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ilmu Sihir Turunan Atharva Veda

26 Januari 2016   19:16 Diperbarui: 26 Januari 2016   19:35 2360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sedangkan Yantra lebih cenderung menggunakan sarana untuk pemenuhan keinginan seseorang. Seperti misalnya seikat bulu unta diikatkan di paha, maka pasangan tidak akan orgasme hingga benda ini dilepaskan. Akan tetapi Tantra sangat identik dengan mantra untuk tujuan-tujuan khusus. Tantra ini dikenal hampir semua agama, seperti Budha, Jaina, bahkan Islam. Namun dalam Islam hanya menggunakan doa-doa yang ada dalam Alquran untuk berbagai pemenuhan keinginan yang baik.

Yantra, mantra dan tantra sebenarnya satu kesatuan yang sulit dipisahkan. Dalam penggunaannya bisa menjadi satu; menggunakan rerajahan, mantra, sekaligus sarana. Penggunaannya bisa juga dipisahkan.

Ilmu seperti itu tergolong ke dalam ilmu rajasika; dalam sifat nafsu. Jika diamati dengan cermat dalam masyarakat, justru ilmu seperti ini yang selalu diterapkan dalam kehidupan. Hanya saja bentuknya telah berubah menjadi doa yang menggunakan bahasa hati. Seperti berdoa untuk mendapat jodoh, mendapat rejeki, keselamatan, perlindungan, kesembuhan dan lain sebagainya. Yang sebenarnya, sembahyang atau doa yang bersifat kebaikan (satwika) adalah doa tanpa keinginan, seperti berdoa sebagai wujud syukur, sembahyang sebagai wujud bhakti kepada leluhur, dewa-dewi dan Tuhan.

 

Baca juga Cara Sederhana Membalas Kebaikan Orang Lain

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun