Tentang tata cara foreplay terdapat uraiannya di dalam Lontar Resi Sembina. “Pada permulaan harus dipeluk bahunya, kedua kalinya baru dicium, yang ketiga digigit dan dihisap lidahnya, setelah itu sampai nomor empat barulah manancapkan ke kemaluannya” (Lontar Resi Sembina).
“Inilah badan seorang perempuan yang patut digigit dan dihisap: Bibir bagian atas, bibir bagian bawah, pipi, dagu, lidah, dan susu. Itulah yang patut digigit atau dihisap oleh orang bijaksana” (Lontar Resi Sembina).
Dari pernyataan tersebut tidak dinyatakan bahwa menghisap kemaluan bagian dari pemanasan, foreplay. Akan tetapi pemanasan dengan memegang kemaluan dibenarkan, seperti dinyatakan, “Ini yang patut dipegang, antara lain: putting susu, pusar, paha, perut, pinggang, kemaluannya, susu, bagian samping tubuh di bawah ketiak, kelepakan tangan, dan jari-jarinya” (Lontar Resi Sembina).
Bahkan juga dibenarkan memegang atau merangsang istri dengan jari tangan pada bagian dalam yang terdapat di dalam vagina, dinyatakan sebagai kenikmatan seorang wanita bila disentuh; “Itulah yang dicari, di tengah liang vagina, ada daging yang berdiri, di tengah daging itu terdapat windu namanya, ada lobang kecil (uretra), di sanalah pusat dari kenikmatan seorang perempuan” (Lontar Resi Sembina).
Dari uaraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa menghisap kemaluan atau menghisap vagina tidak dibenarkan. Kita boleh saja berpuas-puasan dalam berhubungan seks tetapi kita perlu membatasi diri dengan memperhatikan norma-norma yang ada. Bahkan seks yang berlebihan juga dilarang, dianjurkan untuk berpuasa seks dalam waktu tertentu. [Baca juga Waktu Terlarang Berhubungan Seks].
Akibat yang ditimbulkan bila melakukan foreplay dengan menghisap kemaluan akan menurunkan derajat seseorang, sama halnya dengan posisi seks 69.
Posisi 69
Terdapat berbagai variasi seks untuk mencapai kepuasaan dalam berhubungan intim. Namun yang masih kontroversi yaitu posisi 69, kadang juga disebut posisi berlawanan arah. Menurut wikipedia, 69 dalam bahasa Perancis disebut soixante-neuf, adalah posisi seksual di mana mulut dua orang terletak di dekat alat kelamin masing-masing, melakukan seks oral. Orang yang melakukan posisi ini berbentuk seperti 6 dan 9. Posisi ini dapat melibatkan kombinasi jenis kelamin apapun.
Gaya seks ini konon katanya cukup ribet tetapi menghasilkan kenikmatan yang luar biasa daripada gaya seks yang lainnya. Bagi mereka yang mengejar kepuasan dan kenikmatan duniawi semata tanpa merasa risih melakukan posisi seperti itu terutama orang-orang yang terpengaruh paham liberalisme. Berbeda dengan mereka yang masih berpegang teguh pada norma ketimuran. Posisi seks 69 masih ragu ntuk dilakukan mengingat posisi kepala seorang suami berada di bawah kemaluan istri atau sebaliknya.
Di media sosial, pernah ada yang mempertanyakan hal tersebut. Lalu bagaimana kita menyikapinya, meniru ataukah menolak untuk melakukannya?
Dalam sastra suci, sampai saat ini saya belum menemukan uraian apakah posisi seperti itu dilarang atau tidak, mengingat sumber bacaan saya terkait seks masih sangat minim. Akan tetapi kita bisa bercermin dari adat ketimuran, terutama tradisi Veda.