“Sepertinya lebaran juga menjadi sumber bencana, soalnya kecelakaan meningkat tajam ketika arus mudik dan balik, bahkan banyak yang meninggal” Stefanus memanas-manasi lagi.
“Cuukupp..!” ujar Edy mendengus. Lalu ia pergi dengan wajah jengkel.
Kami pun terdiam, “Nah, gara-gara Anus tuh! awas nanti dia marah, bisa-bisa kamu dibawakan golok”
“Biarkan saja, lagi pula aku ngomong apa adanya”
Menurutku apa yang dikatakan Stefanus ada benarnya. Polisi pasti lebih sibuk ketika musim lebaran tiba. Bahkan lebih anehnya lagi, ketika musim lebaran; aksi pencurian, perampokan, trennya meningkat. Padahal, katanya; Bulan Ramadhan bulan nan suci, bulan penuh berkah, namun antara harapan dan kenyataan tampaknya jauh panggang dari api.
Katanya, puncak dari bulan Ramadhan ada Idul Fitri; hari kemenangan; kembali ke fitrah; kembali ke jalan yang benar. Barangkali serupa dengan perayaan Galungan bagi umat Hindu di Bali, merayakan kemenangan kebajikan melawan kezaliman; dharma melawan adharma. Tapi nyatanya kita selalu kalah dalam melawan sifat-sifat buruk dalam diri; disebut Sad Ripu; enam musuh dalam diri. Sudahkah kita menang?
NB : Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community dan Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H