Mohon tunggu...
I Ketut Merta Mupu
I Ketut Merta Mupu Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendamping Sosial PKH Kementerian Sosial RI

Alumni UNHI. Lelaki sederhana dan blak-blakan. Youtube : Merta Mupu Ngoceh https://youtube.com/@Merta_Mupu_Ngoceh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kitab Karya Acarya Canakya

12 Juli 2015   16:14 Diperbarui: 12 Juli 2015   16:14 8439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Vikatara datang mendekat, bersujud hormat dan bertanya, ”Tuan brahmana yang terhormat, hamba adalah seorang menteri raja Nanda. Hamba ingin mengetahui perihal Tuan. Selain itu kalau hamba boleh bertanya, mengapa Tuan bekerja keras mencabut alang-alang itu? kalau Tuan berkenan, besok hamba memerintahkan orang-orang untuk membersihkan semua alang-alang ini.”

Sang brahmana memberi berkah, kemudian berkata, “Alang-alang ini telah berbuat kesalahan besar kepadaku. Namaku Canakya. Nama bapakku Canaka. Suaru ketika bapakku sedang berjalan-jalan di hutan. Pahanya tertusuk duri alang-alang sampai mengakibatkan meninggal. Oleh karena itu, aku berusaha membasmi alang-alang ini sampai akar-akarnya.”

Vikatara berpendapat bahwa ia telah menemuka Brahmana yang dimaksud. Begitu Raja Nanda berbuat kesalahan kepada brahmana yang buruk rupa ini pasti ia akan dibinasakan sampai ke seluruh keturunannya, sebagaimana sang brahmana membinasakan alang-alang sampai ke akar-akarnya.

Dalam upacara tersebut Vikatara menyusun tempat terhormat untuk Canakya Pandit. Karena wajah brahmana itu jelek, tentu saja wajah Nanda terkejut sekali. Bagaimana mungkin dalam upacara yang utama, brahmana yang hadir buruk rupa. Menurut Nanda hal ini mengurangi nilai wibawa upacaranya. Langsung ia menghina Canakya. Canakya Pandit merasa terhina. Ahirnya Nanda beserta ke delapan putra-putranya dibasmi oleh Canakya Pandit. Seluruh dinasti Nanda habis. Canakya menobatkan Candragupta menjadi raja. Dendam Canakya terbalas. Dendam Vikatara pun terbalaskan. Vikatara selanjutnya menjadi menteri Candragupta.

Tetapi, dalam kitab Mudra-Raksasa terdapat cerita berbeda sedikit, bahwa Vikatara yang nama lainnya Mudra Raksasa ini adalah seorang menteri yang amat setia kepada raja Nanda. Mudra Raksasa terkenal sebagai menteri yang cerdas dan luas pandang.

Ketika Nanda terbinasakan, Mudra Raksasa meratap sedih. Ia mengatakan bahwa Raja Niti itu bagaikan seorang wanita tuna susila. Wanita tuna susila tidak pernah menaruh cintanya di satu tempat. Begitu pula politik tidak pernah mencintai seseorang selamanya. Nanda tergulingkan, politik itu pun menjatuhkan cintanya kepada raja yang lain lagi, yaitu Candragupta.

Walaupun menurut kitab Mudra-Raksasa ada permusuhan keras antara Vikatara dengan Candragupta, tetapi dengan kecerdikan dan ilmu Raja Niti-nya, Canakya Pandit berhasil membuat Vikatara mengabdi kepada Candragupta dengan setia.

Pada saat Canakya menyerahkan kedudukan perdana menteri kepada Vikatara yang cerdas, Canakya berkata: 

tapovanam yami vihaya mauryam, tvam chadhikaresvadhikrtya mukhyam, tvayi sthite vakpativat subudhau, bhunaktu gamindra ivaisa candrah.

“Sekarang, setelah mendirikan kerajaan Maurya dan setelah mendudukan kamu sebagai perdana menteri, maka aku akan pergi bertapa ke hutan. Aku memberi berkah bahwa dengan mendapatkan perdana mentri yang bagaikan Brhaspati (guru penasehat para Dewa) mudah-mudahan Candragupta akan mampu memerintah bagaikan Indra (raja para Dewa).”

Candragupta, raja agung yang berwibawa, di bawah bimbingan Acarya Canakya, membuat kerajaan Magada semakin kuat. Kerajaan Magada mampu memukul mundur musuh yang dipimpin Aleksander Agung dari Yunani, murid Aristoteles. Aleksander menginvasi India pada tahun 326 SM.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun