Mahadewa berkenan atas permohonan para penyembahnya. Siva bersabda, “Atas kehendakku, kalian harus memuntahkan spermaku itu. Maka dengan demikian kalian akan bisa selamat ” (Siva Purana, Rudra Samhita IV, Kumara Khanda II. 37).
Setelah menerima perintah itu, para dewa memuntahkan sperma itu dan merunduk setelah sebelumnya merenungkan Siva yang kekal. “Maka sperma Siva yang cemerlang dan berwarna keemasan itu kemudian jatuh ke tanah dan saking tinggi dan besarnya ia tampak seperti menyentuh langit” (Siva Purana, Rudra Samhita IV, Kumara Khanda II. 39).
Para dewa segera berbahagia dan tersadar, kemudian memuji keagungan Siva. Hanya dewa Agni yang tidak berbahagia. Dewa Agni yang sedih lalu memuji Siva. Siva pun berkenan.
Siva bersabda; “Adalah sebuah perbuatan yang tidak layak yang telah kau lakukan dengan menelan sepermaku. Oleh karena itulah dosa itu harus kau tanggung dan rasa panas itu tetap menyengatmu. Akan tetapi sekarang kau telah meminta perlindungan kepadaku, maka dipastikan kau akan bahagia. Aku berkenan kepadamu. Semua penderitaanmu akan dilebur” (Siva Purana, Rudra Samhita IV, Kumara Khanda II. 46-47).
Dewa Agni kemudian mengalihkan energi sperma itu kepada 6 wanita di puncak Himawan, raja gunung tidak tahan dengan panas energi itu lalu melemparkannya ke sungai gangga. Gangga membawanya ke hutan Sara, kemudian berubah menjadi pemuda tampan, mendapat pendidikan dari Rsi Visvamitra. Suatu hari, Guha/Kartikeya mendengar keributan dari enam wanita, Ia pun berubah menjadi enam wujud untuk menyenangkan ke enam wanita itu. Kartikeya kemudian dijadikan anak angkat oleh enam wanita Krttika itu.
Kisah ini mengajarkan kepada kita bahwa setiap mahkluk dikuasai oleh nafsu seks yang membawa kita pada penderitaan. Nafsu seks yang berlebih itu harus dibuang dari pikiran. Seseorang yang gila akan nafsu seks, hingga orang itu menelan sperma pasangannya, akibatnya akan mengalami penderitaan yang membara, panas menyengat tubuh. Akibat dari perbuatan itu, maka seseorang akan kehilangan kesadaran, kehilangan pengendalian diri, dan pada akhirnya mengalami penderitaan bagaiakan dibakar bara api yang tiada henti. Akan tetapi bila kita mau berserah diri kepada Tuhan (bertobat), maka beliau pasti berkenan menyelamatkan kita dari penderitaan akan dosa menelan sperma.
[Kisah ini diceritakan dewa Brahma kepada Narada. Diceritakan kembali oleh Sanatkumara bercerita kepada Rsi Vyasa, Rsi Vyasa bercerita kepada Romaharsana (Muridnya) dan ditulis dalam kitab Siva Purana].
Catatan: sloka atau ayat dikutip loncat-loncat, agar ceritanya tidak terlalu banyak, kemudian diringkas untuk menghubungkan ceritanya.