Beberapa waktu setelah dilantik sebagai gubernur Provinsi Papua pada April 2013, sebuah misi besar langsung digagas oleh Lukas Enembe bersama wakilnya, Klemen Tinal. Tidak tanggung-tanggung, mereka mencanangkan pencalonan Papua sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Nasional ke XX tahun 2020. Sebuah misi yang rasanya ketinggian. Bagaimana mungkin sebuah daerah seperti Papua yang miskin sarana dan prasarana olahraga mampu menggelar event olahraga akbar seperti PON?
Rupanya Enembe tidak bercanda. Sebagai langkah awal, pada 29 April 2013, ia menghadap ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang juga atasannya di partai Demokrat. Kepada SBY, Enembe mengutarakan niat, meminta restu, sekaligus menyatakan kesiapan daerahnya menjadi tuan rumah PON 2020. Berikutnya, Komite Olahraga Nasional (KONI) Papua yang dipimpinnya mulai bergerilya, road show ke daerah lain, melobi KONI setempat. Hasilnya tidak sia-sia, Papua mengantongi dukungan 24 KONI Daerah.
Kampanye Papua sebagai tuan rumah PON sungguh serius, digelar di Bundaran Hotel Indonesia (HI), bertepatan dengan Pesta Emas 50 Tahun Provinsi Papua bertajuk Soul of Papua pada Minggu, 5 Mei 2013. Acaranya berlangsung meriah, dihadiri para artis dan olahragawan asal Papua. Ada juga pertunjukan tari-tarian asli Bumi Cenderawasih seperti yosim pancar, sajojo, dan sebagainya.
Gubernur Enembe bahkan mengundang Menteri Sekretaris Negara Dipo Alam, koleganya di partai Demokrat. Menteri Dipo didaulat melepas balon ke udara sebagai simbol soft launching Papua Menuju Tuan Rumah PON 2020. Tentu saja, kehadiran Dipo sangat penting, dimaknai "restu" Susilo Bambang Yudhoyono.
Povinsi Papua kemudian secara resmi mendaftarkan diri sebagai calon tuan rumah PON 2020 ke KONI Pusat pada hari Senin, 25 November 2013. Banyak pesohor Papua turut serta dalam aksi jalan kaki ke kantor KONI Pusat. Selain Gubernur Enembe, ada pula Staf khusus presiden Felix Wanggai, Ketua Majelis Rakyat Papua Timotius Murib, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Papua Deerd Tabuni, dan para pimpinan SKPD (Satuan Perangkat Kerja Daerah) Provinsi Papua. Tokoh lainnya, semisal Bupati Merauke Romanus Mbaraka, Bupati Lani Jaya Befa Yigibalom, Wakil Bupati Jayawijaya John R. Banua.Sementara, Walikota Benhur Tomi Mano mengutus Asisten II Setda Kota Jayapura Otniel Meraudje.
       Â
Di kantor KONI Pusat, rombongan Papua disambut Wakil Ketua Umum III KONI Pusat Inu K. Nugroho, yang juga wakil ketua tim penjaringan KONI Pusat untuk PON XX Tahun 2020. Nugroho mengapresiasi keseriusan Papua sebagai tuan rumah PON. Menurutnya, itu dibuktikan dengan dicatatkannya Papua sebagai pendaftar pertama. Pensiunan Tentara Nasional Angkatan Udara (TNI AU) ini juga menyebut hal ini sebagai simbol Papua bagian tak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pemimpin rombongan, Lukas Enembe, di depan tim penjaringan menyatakan, daerahnya sangat siap dan mendapat dukungan masyarakat untuk menjadi tuan rumah PON."Saat ini adalah hari yang bersejarah. Untuk pertama kalinya Papua mencalonkan diri sebagai rumah PON tahun 2020. Ini adalah keinginan dari masyarakat Papua," kata Enembe.
Tuan rumah PON, menurut Enembe, merupakan salah satu hak sebagai bagian dari Bangsa Indonesia."PON di Papua bernilai strategis dan sekaligus mempertegas kebersamaan masyarakat Indonesia dari Aceh sampai Papua," tambahnya.
Adalah Yusuf Yambe Yabdi, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Papua saat itu, diamanahkan menjadi Ketua Tim Pemenangan Papua Tuan Rumah PON XX. Tugas awalnya, membawa Papua di posisi tiga besar dari enam kandidat. Papua punya lima pesaing yaitu; Jawa Tengah, Bali, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, dan Aceh. Yambe Yabdi dan tim akan berupaya meyakinkan 34 KONI Provinsi dan 60 Pengurus KONI Pusat serta pemilikhak suara lainnya.
Pada puncak Rapat Tahunan (RAT) KONI yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), 11 Maret 2014, Papua benar-benar membuat kejutan. Di tahap ini, tiga daerah tersingkir, yakni sang favorit Jawa Tengah (28 suara), Sumatera Utara (27), dan Sulawesi Selatan (23). Papua berada di posisi pertama meraup 66 suara. Dengan demikian, Papua resmi menjadi calon tetap tuan rumah PON 2020 yang akan diajukan kepada Pemerintah Pusat. Papua masih akan bersaing dengan Bali dan Aceh yang masing-masing kebagian 44 suara.